Di akhir putaran 1 Liga 1 2021, Persib berada di posisi ke-2 klasemen sementara. Dari 17 kali bertanding, Persib mengumpulkan 34 angka hasil 10x menang, 4x imbang dan 3x kalah.
Posisi di klasemen ini masih belum aman mengingat ada Arema FC di posisi ke-3 yang masih menyisakan 1 pertandingan. Dari 16 pertandingan, Arema FC mengemas 33 angka. Hanya terpaut 1 angka dengan Persib.
Sedangkan dengan Bhayangkara FC yang memuncaki klasemen, hanya berselisih 3 angka saja. Bhayangkara FC mengemas 37 angka dari 17 pertandingan dan dipastikan menjadi juara paruh musim.
Berada di posisi ke-2 klasemen sementara, Persib masih memiliki kesempatan meraih puncak klasemen dan menjuarai liga. Apalagi masih ada 17 pertandingan lagi di putaran ke-2.
Namun apa yang membuat bobotoh seolah tidak puas dengan pencapaian Persib di putaran ke-2? Salah satunya adalah permainan Persib yang buruk. Sehingga 10 kali kemenangan yang diraihnya dirasakan hanya sebagai keberuntungan saja.
"Persib si gede milik," demikian satir Bobotoh.
***
Bila harus berkaca, Bobotoh sepertinya masih terpesona dengan skuad Persib hasil racikan Mario Gomez di Liga 1 2018. Menjadi juara di paruh musim dengan permainan yang penuh determinasi. Yang kemudian berakhir di peringkat ke-4 klasemen akhir sebagai buntut 'konspirasi' untuk memuluskan tim ibu kota jadi juara liga.
Gomez berhasil menyulap pemain-pemain Persib bertanding dengan penuh determinasi dengan tiki-taka yang memikat. Bahkan pemain yang tidak dikenal sebelumnya, bermain bak pemain bintang.
Siap sih yang dulu mengenal Ardi Idrus atau Ghozali Siregar? Ardi berasal dari klub Liga 2 yang baru promosi, PSS Sleman dan Ghozali 'hanya' penghangat bangku cadangan di PSM Makassar.
Di 3 pertandingan perdana Liga 1 2020 bersama Robert Alberts, Persib meraih 3 kemenangan beruntun sebelum liga akhirnya dinyatakan berhenti karena pandemi. Fait accompli.
Tetapi di musim 2021, tiki-taka ala Robert seolah hilang. Seolah menjadi 'teka-teki', bahkan bagi pemainnya sendiri. Salah satunya adalah bagaimana kejadian konyol saat Febri Bow dan Marc Klok membuat tendangan bebas menjadi adegan konyol dan memalukan.
Robert seolah kehilangan magis dalam mengolah pasukan Maung Bandung di 2021. Luiz dan Castillion yang dielu-elukan malah terdepak paling awal karena pelatih tidak bisa memaksimalkan peran keduanya di garda depan.
Kehilangan Omid Nazari juga membuat Persib kehilangan playmaker yang visioner. Beban itu kini seolah ditanggung Beckham yang masih belia. Duet Klok-Rashid atau Klok-Dado pun seolah tidak berarti. Vizcarra yang diharapkan menjadi game changer, sepertinya seringkali bermain tidak sesuai role-nya.
Kemenangan Persib pun seolah berkat keberuntungan semata. Di pertandingan melawan Persik Kediri yang jauh berada di klasemen bawah, Persib hanya bisa menang 0-1 itu pun dengan berpayah-payah.
Bobotoh tetap tidak puas dengan posisi ke-2, juga terutama karena permainan buruk Persib. Apalagi di tahun 2001, Persib alami 3 kekalahan beruntun dari Persija Jakarta (Final 2 leg Piala Menpora dan pertandingan putaran 1 liga. Hal tersebut membuat Bobotoh 'terluka' dan merasa sangat tidak puas.
***
Selain kemenangan, Bobotoh juga menuntut PERSIB Bandung untuk bermain cantik. Bahkan bermain cantik walau kalah, bisa diapresiasi dengan layak oleh Bobotoh.
Pada pertandingan kandang melawan Persiba di stadion Siliwangi di ISL 2012, Persib kalah 2-3 oleh tim asuhan Peter Butler tersebut. Alih-alih mendapat ejekan atau protes keras Bobotoh, ke dua tim mendapat standing applause di akhir pertandingan.
Kedua tim bermain dengan determinasi tinggi, menghibur, atraktif, menarik, dan sportif. Bahkan Peter Butler menyebut bila ia merasakan atmosfir Stadion Siliwangi seperti di Liga Inggris.
Lalu bisakah Persib kembali bermain memuaskan di putaran ke-2? Apalagi ada pergantian amunisi dengan masuknya David da Silva dan Bruno Cantanhede sebagai bomber menggantikan Wander Luiz dan Geoffrey Castillion.
Seharusnya begitu. Bila ingin meraih gelar juara liga 2021, Persib harus menjawab kritik keras Bobotoh dengan permainan penuh determinasi yang diikuti dengan kemenangan.
Tentu saja namanya kompetisi harus ada semangat untuk memenangkan pertandingan dan mengalahkan lawannya. Bila tidak ingin menang, sebaiknya jangan ikut kompetisi. Ikut saja karnaval atau sirkus.
Ricky N. Sastramihardja
📷 Beckham dan Rashid, foto dari laman Persib Bandung.