9.19.2023

Kuntul Kerbau (Bubulcus ibis)

 

kuntul kerbau

Kuntul Kerbau (cattle egret, Bubulcus ibis) yang masih dapat dijumpai di pesawahan di Kota Bandung.

Dengan semakin menyempitnya lahan persawahan di Kota Bandung, kemunculan kuntul kerbau (atau kuntul sawah?) ini sebetulnya menjadi atraksi alam yang menarik yang bisa disaksikan warga kota.

Tidak ada yang tahu sampai kapan mereka (sawah dan ekosistemnya ) akan bertahan di Kota Bandung. Sementara pemilik sawah juga tampaknya sudah ingin menjual lahan sawahnya untuk dikonversi menjadi pemukiman, pabrik, atau entah apa lagi.

Foto ini saya ambil tadi pagi di pesawahan sekitar Jalan Rumah Sakit - Cinambo Ujung Berung (19/9/2023).

Berdasarkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Jawa Barat (2017), kuntul kerbau termasuk satwa dilindungi sesuai Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. Ketetapan tersebut diatur lebih lanjut dalam lampiran Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1999 tentang Pengawetan Tumbuhan dan Satwa.

Ricky N. Sastramihardja

9.08.2023

Ary Juliyant: Lagu dan Pertunjukan Yang Tak Pernah Sama, Walau Serupa


Suatu waktu di pertemuan pertama dengan Ary Juliyant di pentasnya setahun silam di Gedung Putih Taman Pramuka (25 September 2022). Tour gerilya-nya yang ke-12 dengan tajuk "Bunyi, Rupa, dan Semesta" ini membawa penyanyi yang bermukim di Mataram Lombok NTB itu kembali ke Bandung diantaranya untuk adalah membawakan dua lagu yang paling populer: "Giri Sancang Sendiri" dan "Overhang" dari album Gairsh Boys yang rilis secara indie di tahun 90an.

Sedikit asing rasanya, pada saat itu, mendengar lagu yang pertama kali saya dengar sering di-cover Abah Donny sambil gitaran di Kampus Sastra 30 tahun lalu silam atau saat berkemah di Oray Tapa. Sedikit lain. 

Begitu saya mencoba mencari lagu tersebut di Youtube, juga Spotify, tambah merasa aneh: dua lagu tersebut tidak pernah dibawakan dengan cara yang sama.

Pengalaman ini berlanjut pula dari beberapa pertunjukan ke pertunjukan Ary Juliyant di Bandung yang berhasil saya dokumentasikan hingga tadi malam, Kamis 7 September 2023. 

***

Dari beberapa lagu lawas yang pernah saya dengarkan:  "Giri Sancang Sendiri, Overhang, Pernah Ada Sang Braga Stone", hingga anthem "Blues Kumaha Aing" yang ikonik dan menjadi semacam lagu wajib yang mengajak audiens untuk sing a long, tidak pernah sama dari pertunjukan ke pertunjukan, dari tur ke tur, dari panggung ke panggung. 

Juga beberapa lagu baru yang diujidengar pada penggemar di Layar.an Cafe dan IjiSociopetal Space: "Kerontang Malang Melintang" dan "Puncak Tak Bergeming". Dari dua pertunjukan yang digelar malam dan hari berbeda, dua lagu tersebut dibawakan dengan cara yang tidak sama, berbeda.

Suatu waktu pernah saya berbincang dengan Ary di sore hari sambil menikmati gorengan. "Kang mengapa setiap pertunjukan selalu berbeda? Bahkan saya merasa 'aneh' dengan lagu Giri Sancang Sendiri dan Overhang, karena berbeda dengan yang saya dengar melalui versi Abah Donny?"

Ary Juliyant tidak menjawab dengan tegas, namun ia menyebut bila setiap lagu memiliki cara untuk disampaikan ke pendengar. Diimprovisasi dan disesuaikan dengan apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya saat itu.

"Giri Sancang Sendiri dan Overhang versi Abah Donny ya itu hasil interpretasi Abah. Saya juga memberikan interpretasi ulang terhadap (lagu-lagu saya) di setiap pertunjukkan." Demikian kurang lebih penjelasan Ary dalam perbincangan santai sore itu di sela hujan bulan November 2022 silam.

Dengan demikian memang menjadi menarik bila mengapresiasi karya Ary Juliyant adalah bukan hanya mendengar versi rekaman -live record atau studio- yang beredar via kaset atau vesi digital (Youtube, Spotify, atau platform lain). Tetapi juga dengan menyaksikan pertunjukkannya secara langsung. 

***

Ary yang seringkali tampil solo perform, memainkan berbgai alat musik yang dibawanya. Gitar, banjo, harmonika, tamborin, bahkan irish flute. Kolaborasinya dengan musisi lain, Abah Donny, Ammy Kurniawan, atau bahkan dengan rekan-rekannya di Gairsh Boys (Trihadi dan Jim Moniung) seringkali berlangsung spontan. 

Para musisi yang menjadi rekan bermainnya di panggung seringkali tidak tahu akan membawakan lagu apa. Bahkan beberapa diantaranya yang baru mereka dengar saat di panggung. Improvisasi, kata itu memang layak disematkan di setiap pertunjukkan Ary Juliyant, menjadi ciri khas yang penuh elemen kejutan, tidak hanya bagi musisi yang menemaninya bermain, juga para pendengarnya.

Apalagi salah satu kelebihan lain dari sisi musikalitas adalah seringnya Ary menggunakan teknik 'scatting' seperti yang sering dilakukan George Benson atau Mus Mujiono. Dalam definisi Wikipedia, scatting yang berasal dari musik Jazz adalah improvisasi vokal dengan 'vocable' tanpa kata, suku kata omong kosong atau tanpa kata-kata sama sekali. 

Dalam scatting singing, penyanyi berimprovisasi  menjadi melodi dan ritme menggunakan suara sebagai instrumen musik. Berbeda dari vokal, yang menggunakan lirik yang dapat dikenali yang dinyanyikan untuk solo instrumental yang sudah ada sebelumnya.

Seingat saya tidak banyak musisi Indonesia yang menggunakan teknik scatting singing ini, apalagi dalam live perform mereka. Hanya dua yang bisa saya sebut: Mus Mujiono dan Ary Juliyant. Mungkin masih ada yang lainnya yang saya tidak tahu. 



Seorang Ferry Curtis yang juga musisi, yang tadi malam berkesempatan hadir di pertunjukan Ary Juliyant yang masih bersinggungan dengan tur terbaru Troubadour's Trail 2023, menulis di akun instagramnya:

"Pertunjukan semalam keren, gradasi pertunjukannya terasa sekali.Masing-masing penampil menyajikan karya yang berbeda, mereka mewakili karya sesuai dengan jaman, cara pandang, lingkungan perkawanan di mana mereka hidup dan dilahirkan. Cara bagaimana mereka mengungkapkan isi dan gagasan, pemanggungan, dan gaya penyampaian pun semuanya menjadi khas dari masing-masing penyaji".

Ferry menuntaskan dengan pujiannya pada Ary sebagai sesi pertunjukan yang tanpa sekat. "Suasana tambah malam terus tambah hidup, guyub, atraktif, komunikatif, akrab disertai guyonan antara penyaji dan penonton tanpa sekat."

Ciri khas, ya cara Ary berimprovisasi dengan karya-karyanya, cara berkolaborasi dengan rekan-rekan musisi, juga dengan audiensnya adalah hal yang unik disamping karya-karyanya itu sendiri. Makanya menjadi penting untuk menyaksikan pertunjukan Ary Juliyant secara langsung/live adalah karena setiap pertunjukan, tidak pernah sama. Selalu unik, bahkan selalu ada hal yang baru di karya-karya lamanya.

Hal ini tentu sulit dilakukan pada pertunjukan musik populer yang diinisiasi industri rekaman dan industri pertunjukkan yang komersial. Di mana ada standarisasi bermusik, partitur, repertoar, jadwal dan playlist yang harus disajikan. Yang setiap lagunya harus dibawakan mendekati versi rekaman dan minim improvisasi. 

Pertunjukan Ary Juliyant yang hangat dan tentu saja selalu menarik untuk ditunggu dari pertunjukan ke pertunjukkan karena selalu ada element of suprise-nya.

Ricky N. Sastramihardja

09092023

7.25.2023

SHIFTING CUSTOMER SEGMENTATION SIB?


Apa yang sedang dilakukan Persib Bandung per hari ini di akhir Juli 2023 adalah shifting customer segmentation alias mengganti pelanggan.

Itu bentuk kecurigaan saya dari semenjak sebelum Liga 1 2023 bergulir yang semakin hari semakin menemui kebenarannya.

Asumsi saya, bila Persib mempunyai pelanggan (baca: bobotoh) yang santun dan tidak fanatik sebanyak 9 juta orang, buat apa 800.000 bobotoh fanatik yang malah 'katanya' merugikan tim?

Data 9,8 juta bobotoh itu saya ambil dari jumlah followers Persib di Facebook per hari ini yang mencapai 9,8 juta orang followers. Daripada ngurus 800 ribu Bobotoh yang 'riweuh', bikin Persib didenda Komdis, berantem, nyundut flare, ngechant uwa-e##, dan unjang-anjing di stadion, mending 9 juta yang nurut, balageur, walau enggak pernah ke stadion.

Ke depannya, Persib seperti akan menyingkirkan komunitas-komunitas Bobotoh yang loyal dan fanatik, 'konsumen' yang jatuh cinta banget sama Persib tapi lebih sering dikecewakan (dan mengecewakan).

Percaya atau tidak, terbukti atau tidak, tapi gejalanya terlihat jelas. Apalagi ketidakhadiran komunitas di stadion juga seolah tidak dipedulikan oleh Persib. Walau anggota komunitas ini berani membayar mahal tiket yang dulu seringkali jatuh ke calo, Persib lebih memilih segmen bobotoh baru (sebut saja Fansib), yang bisa diatur, dengan memberikan banyak diskon dan kemudahan seperti di screen capture tertera.



Buat saya, diskon dan tiket gratis ini lebih seperti ke penghinaan terhadap bobotoh yang fanatik daripada solusi mencari bobotoh segmen baru. Buktinya? di pertandingan kandang kemarin, jumlah penonton hanya 6489 orang saja padahal tiket sudah digratiskan, didiskon, dibagikan pada ibu-ibu pengajian, RW hingga partai....

Kitu meureun nya Koh @teddy.tjahjono ? #Persib #Bobotoh #LoveHateRelationShip #Fansib

Ricky N. Sastramihardja

7.12.2023

30 TAHUN VPC DI ANTARA LOVE HATE RELATIONSHIP


Bagi banyak urang Sunda yang merantau hingga ke luar pulau, bahkan ke luar negeri, Viking Persib Club tidak sekedar komunitas bobotoh pecinta Persib Bandung. Lebih dari itu, VPC adalah pemersatu, penghimpun, tempat berbagi, silaturahmi.

Bahkan tidak hanya bagi urang Sunda saja. Tapi siapapun pecinta Persib Bandung yang mengembara ke luar Tatar Sunda.

Bila kemudian ada friksi antara VPC dengan manajemen PT. PBB sebagai pengelola Persib, itu adalah bagian dari relasi cinta dan benci. Suatu hal yang alamiah bila semakin dekat maka semakin sering terjadi friksi.

Namun framing jahat yang kemudian 'naplok' di antara kritik keras VPC kepada PT. PBB adalah stadion menjadi tidak aman bagi keluarga karena ada komunitas Bobotoh (VPC, Bomber, The Bombs, Ultras, dll). Juga framing jahat yang menyebut komunitas itu tidak pernah membeli tiket.

Framing-framing itu disebar melalui komentar di instagram atau facebook atau reply-an di Twitter. Yang lebih menyakitkan, beberapa diantaranya malah berharap VPC bubar. "Biar diganti oleh komunitas yang lebih baik," demikian kira-kira komentar yang saya baca di sebuah postingan di IG.


====

Padahal, sepengetahuan saya, tidak ada organisasi yang bisa menyatukan urang Sunda di perantauan sehebat VPC. Memang ada paguyuban-paguyuban warga Sunda yang lebih general, tetapi Viking lebih terdengar suaranya.

Saya melihat keseruan Viking Batam yang dikomandani Pak Nopianto Ok dan Pak Yanhard Rjp  dkk yang begitu solid. Saya yakin tidak semuanya urang Sunda, tetapi saya yakin banyak urang Sunda, setidaknya mereka yang lahir besar di Tatar Sunda dan kemudian mengembara ke Batam bergabung di Viking Batam.

Di Bontang saya disambut hangat kang Fajar Kharisma dkk, urang Ciamis yang sudah menjadi orang Bontang. Di Balikpapan ada kang Deden Arif Kurniawan dkk, walau selama saya di Balikpapan belum pernah jumpa (baheula can aya medsos tea). 

Belum lagi di luar negeri: Jepang, UAE, Saudi Arabia, dll, urang-urang Sunda yang mengembara menghalau stigma urang Sunda itu 'malas' dan enggan mengembara.

Di Palembang, urang Sunda yang jegud menampung ribuan anggota Viking, Bomber saat final ISL 2014. Juga berkat bantuan Viking Palembang dan Sumbagsel serta sekitarnya.

Saat mengelola dua media pepersiban (suarabobotoh.com/maenbal.com, dan Bobotoh.id di 2013-2020), saya bertemu dan mendapat banyak cerita urang Sunda di perantauan yang sangat terwakili dengan kehadiran Viking di wilayah tinggalnya.


====

VPC menjadi representasi organisasi masyarakat Sunda yang ada di perantauan. Bahkan di Jakarta, Viking Jakarta bahkan menjadi yayasan yang aktif menjalim silaturahmi warga Sunda di wilayah yang dulunya menjadi bagian dari kerajaan Sunda - Galuh/Pajajaran.

Memang anggota VPC itu hanya sekitar 200.000 orang atau hanya sepersekian persen dari kurleb 11 juta Bobotoh (data dari followers Persib di FB) atau 6,7 juta Bobotoh di IG. Tapi jangan ditanya soal militansi. Kang Aip Bornkill  mungkin bisa cerita banyak soal berhari-hari di perjalanan darat dan laut menuju Medan untuk mendukung Persib saat dijamu PSMS.

Jadi, stop framing jahat yang menunggangi love hate relation ship VPC dengan manajemen PT. PBB. Bukan kali ini saja kok VPC mengkritik Persib. Maneh we nu belegug jeung kurang loba ulin.

Selamat milangkala ka-30 VPC 17 Juli 1993-17 Juli 2023.

Keep roaring hard in the terraces!

Ricky N. Sastramihardja

3.30.2023

CURRENT CIRCUMSTANCES-NYA FIFA

 


Bagaimana bisa FIFA mempercayakan event besarnya pada Indonesia yang tidak becus mengelola keamanan sebuah gelaran sepak bola?

Selepas tragedi Kanjuruhan bulan Oktober 2022 silam, tidak ada perbaikan sistem keamanan secara menyeluruh dan komprehensif. Malah banyak terjadi pertandingan usiran dan tanpa penonton. 

Padahal sebagai bentuk transformasi yang disyaratkan FIFA, menurut hemat saya pertandingan liga lokal bisa digunakan sebagai sarana simulasi keamanan jelang Pildun U-20.

Soal respons Indonesia terhadap Israel, sepertinya juga sudah FIFA perkirakan. Karena Israel lolos kualifikasi bulan Juni 2022 silam. FIFA, jelas berstandar ganda, kita tahu itu.

Bila kemudian penolakan terhadap Israel baru meriah di dua bulan jelang pelaksanaan, anggap saja itu sebagai serangan di menit akhir pertandingan. Kegolan di menit-menit injury time pasti bikin nyesek dan enggak setiap pihak bisa menerima dengan lapang dada.

Penolakan tidak hanya dilakukan netizen dan aktivis ANTI ISRAEL saja, tetapi oleh ormas, dan partai politik dengan alasan berpedoman pada konstitusi. Lagi-lagi dalam opini saya, bergabungnya mereka (ormas, parpol, tokoh masyarakat) bagaikan super sub yang mengubah permainan di menit-menit akhir dan banyak menciptakan peluang berbahaya di depan gawang.

Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, adalah pertamakalinya sepanjang sejarah. Itu adalah gol menit akhir pertandingan yang tak sempat dibalaskan saat wasit meniup peluit panjang tanda permainan usai.

Meminjam dugaan yang tayang di akun Twitter Fahmi Agustian, diduga FIFA memang dengan sengaja menyimpan Tragedi Kanjuruhan sebagai kartu truf. FIFA sudah memprediksi kehadiran Israel bakalan ditolak sedangkan FIFA sendiri enggak punya power untuk mencoret Israel. Padahal, di Pildun 2022 Qatar, FIFA berani mencoret Rusia sejak babak kualifikasi.

Itulah 'current circumstances' yang disiratkan dalam press release FIFA 29 Maret 2023 yang menyatakan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Pildun U-20. 

Bila sudah seperti ini, mari kita adukan saja pada angin. Angin yang sama seperti angin yang divonis oleh hakim PN Surabaya sebagai pelaku pembunuhan 135 nyawa di Stadion Kanjuruhan Malang.

Ricky N. Sastramihardja

3.28.2023

TOLAK TIMNAS ISRAEL!


Masih soal Pildun U-20 yang konon terancam batal digelar di Indonesia.

๐ŸตBelain bangsa lain (๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ) sampai tega ngorbanin anak bangsa (๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ)!

๐Ÿง”‍♂️ Lah kamu juga kan belain ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฑ?

๐Ÿ’ Banyak bacot Lu, tolol. Jangan campurkan politik dengan sepak bola!

๐Ÿง”‍♂️ Eh kutil ๐Ÿท, FIFA juga campurin sepakbola sama kaum ๐Ÿณ️‍๐ŸŒˆ ๐Ÿ˜‚

๐Ÿท Jangan cuma kritik kasih solusi dong bgsd!

๐Ÿง”‍♂️ Boa edan, ada orang-orang yang dapet duit dari bola, mereka dong yang kasih solusi. Masa minta solusi ke netizen? ๐Ÿคฃ

Disclaimer:
Di Indonesia seperti ini realitasnya, solusi gratis diharapkan datang dari pengkritik bukan dari mereka yang wajib cari solusi dan dapat upah dari situ.

Padahal solusinya FIFA tinggal lakukan sanksi bagi ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฑ, seperti yang mereka lakukan pada Russia di Pildun 2022.

Bagi Indonesia menolak kehadiran
๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฑ adalah sesuai dengan amanah UUD 45, sesuai konstitusi negara yang harusnya dihormati FIFA.

Qatar yang menolak kehadiran kaum ๐Ÿณ️‍๐ŸŒˆ dan simbol-simbolnya sebagai perwujudan konstitusinya, tidak disanksi FIFA. Bahkan perhelatan Pildun 2022 jadi perhelatan terbaik sepanjang masa.

Rumor lain:
Kemungkinan semua venue belum sesuai standar FIFA hingga target waktu yang ditentukan. Hingga ada pihak-pihak yang memanfaatkan penolakan terhadap timnas ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฑ untuk menutupi kebobrokannya.

Bila Indonesia di-banned, apakah akan rugi? Seharusnya tidak rugi-rugi amat karena liga lokal masih bisa berjalan dengan sistem sendiri.

Tak ada pemain asing, jadi bisa memaksimalkan potensi pemain lokal dan menyiapkan sistem yang lebih baik, yang melahirkan pemain-pemain unggulan saat sanksi FIFA selesai.

Enggak perlu cari pemain naturalisasi yang biasanya lebih sering merepotkan dan merugikan mereka sendiri.

Enggak perlu repot dengan pertandingan Internasional. Toh di Piala AFF yang sebetulnya turnamen kelas Tarkam se-Asia Tenggara aja, paling bagus kita cuma dapat runner up.

#TolakTimnasIsrael ๐Ÿ‡ต๐Ÿ‡ธ๐Ÿ‡ฎ๐Ÿ‡ฉ


Ricky N. Sastramihardja

3.17.2023

PERSIB TIDAK LAHIR DI TAHUN 1933, TAPI TAHUN...

 




Persib Bandung ternyata tidaklah dilahirkan tahun 1933! Itu adalah hasil diskusi publik yang dilakukan via Spaces Twitter pada 11 Maret 2023 kemarin.

Atep Kurnia, penulis buku "Maen Bal: Sejarah Sepak Bola di Bandung 1900-1950," (Panti Baca Ceria, 2022) bahkan menyebut angka pasti: 18 Maret 1934. Hal tersebut didapatnya dari kliping koran Sunda Sipatahoenan yang terbit setelah tanggal 18 Maret 1934.



Atep menyebut, kelahiran Persib tersebut adalah sebagai fusi penggabungan dua klub sepak bola di Bandung masa itu, PSIB dan NVB (National Voetbal Bond).

Dalam Spaces yang juga dihadiri oleh Endan Suhendra (Wartawan Galamedia, penulis buku "Persib Juara"; 2014), Fery Widyatama (penulis buku "SIVB: Pasang Surut Sepak Bola Surabaya 1926-1942), dan juga Eko Maung, malah terungkap fakta yang menarik.

Bagaimana bisa Persib lahir tahun 1933 atau 1934, sementara ia tercatat sebagai salah satu dari 7 klub pendiri PSSI? Di mana PSSI itu dilahirkan 11 April 1930. 3 tahun sebelum Persib lahir di 14 Maret 1933 atau 18 Maret 1934.

Menurut Eko Maung lagi, seharusnya Persib itu lahir sebelum tahun 1930, di tahun 1920-an. Apakah itu tahun 1923 sesuai akta BIVB (Bandung Indonesisch Voetbal Bond) atau setelahnya.

Untuk jelasnya diskusi itu bisa disimak di dalam recording yang saya simpan di Youtube. Kenapa Youtube? Karena Spaces Twitter hanya bertahan 30 hari saja. Jadi pasti setelah 11 April 2024, recording Spaces di Twitter akan dihapus dari server secara permanen.

Berikut link youtube-nya. perhatikan: durasi video sekitar 2 jam. Audio only.

Ricky N. Sastramihardja



PERNYATAAN SIKAP ALIANSI PECINTA ALAM JAWA BARAT

Kami Aliansi Pecinta Alam Jawa Barat Menyatakan Sikap:

1. Mengecam segala bentuk pelanggaran kawasan hutan lindung di Jawa Barat dan Indonesia. 

2. Mengecam seluruh aktivitas pelanggaran yang mengakibatkan kerusakan di Kawasan Rancaupas dan sekitarnya

3. Mendesak Perhutani untuk melarang seluruh aktivitas offroad di hutan lindung di Jawa Barat 

4. Mendesak dan menuntut pertanggungjawaban panitia, pengelola, dan para pihak terkait kerusakan di Rancaupas, untuk segera melakukan rehabilitasi.

5. Mendesak Aparat Penegak Hukum melakukan Tindakan hukum sesuai perundang-undangan yang berlaku. 

Demikian pernyataan sikap Aliansi Pencinta Alam Jawa Barat, dengan ini kami menuntut segera sikap resmi dari Perhutani terkait tuntutan di atas, dalam waktu 2x 24 jam.

Bandung, 9 Maret 2023

Aliansi Pencinta Alam Jawa Barat.




SELAMATKAN RANCA UPAS!


Leuweung Tengah Ranca Upas, Desember 2011.

Salah satu spot terbaik di kawasan yang kini rusak akibat salah kelola. Sulit membayangkan kondisinya per hari ini setelah beberapa hari lalu (5 Maret 2023) digilas oleh ratusan bahkan mungkin ribuan motor trail.

Hutan hening yang kaya unsur hara, yang selalu basah, lembab dan dingin ini adalah tempat belajar bagi siapapun yang ingin mewariskan lingkungan yang baik pada generasi mendatang.

Salah satu hutan dengan rawa-rawa yang langka di ketinggian > 1700 mdpl yang kaya keanekaragaman hayati. 

Setelah rusak ekosistemnya dan konon katanya akan direhabilitasi, tapi tampaknya akan makan waktu belasan hingga puluhan tahun untuk kembali ke kondisi alami seperti sebelum digilas kuda-kuda besi.

Masih ingat saat itu, saya sempat berdebat kecil dengan seorang senior yang keukeuh membawa motor trailnya ke dalam hutan. Ybs tidak menerima alasan saya melarangnya berkendara ke dalam hutan. Sama seperti saya yang tidak menerima alasannya untuk memasukan motornya ke area camp pendidikan.

Setelah belasan tahun, saya semakin yakin apa yang saya lakukan adalah tindakan yang benar. Karena pelanggaran besar kemarin yang berakibat kerusakan fatal, biasanya dimulai oleh pelanggaran kecil yang awalnya dianggap sepele.

Selamatkan Ranca Upas dan Kawasan Lindung di Jawa Barat.

Cagar Alam Harga Mati.

Ricky N. Sastramihardja

๐Ÿ’™๐Ÿ’›

๐Ÿ“ธ Wawan Wau

2.05.2023

GUNUNG PADANG ADALAH PIRAMIDA KUNO DARI PERADABAN YANG HILANG. AH MASA?


Wacana Gunung Padang adalah piramida tersembunyi kembali menarik perhatian netizen Indonesia. Salah satunya dipantik oleh tayangan "Ancient Apocalypse" yang tayang di Netflix, di mana seorang jurnalis bule, Graham Hancock, merilis tayangan-tayangan spekulasi tentang peradaban manusia yang hilang.

Bagi teman-teman yang baru saja menyimak wacana ini, jangan dulu terkagum-kagum, serta berharap banyak asumsi itu benar adanya. Karena wacana itu sebetulnya sudah lama sekali beredar di masyarakat. 

Saya pertama kali mendengar asumsi bila Gunung Padang=piramid, sejak awal 90-an di ruang diskusi terbatas. Kemudian di awal 2000-an, wacana tersebut kembali menggeliat di masyarakat yang baru saja melek internet. Terutama setelah Kaskus dan Facebook menjadi keseharian netizen.

Tidak hanya Gunung Padang di Cianjur yang menjadi 'tersangka'. Gunung Sadahurip, Garut dan Gunung Lalakon, Soreang juga sempat dituduh sebagai persembunyian piramid yang konon sudah ada sejak 25.000 tahun sebelum masehi.

Bayangkan, 25.000 tahun! Padahal peradaban Sumeria yang dianggap peradaban tertua saja, baru mulai 4000 tahun SM. Peradaban Sumeria memenuhi kriteria disebut peradaban karena  secara umum sebuah budaya harus mencapai beberapa keunggulan, terutama urbanisme yang meliputi kota, irigasi, dan tulisan. Dari kriteria itu, peradaban Bangsa Sumeria telah memenuhinya.

Nah balik lagi ke Gunung Padang (juga Sadahurip, dan Lalakon), apalah benar ada peradaban maju 25.000 tahun lalu di Tatar Sunda hingga bisa membangun sebuah piramida yang lebih tua dari Piramida Giza yang diperkirakan berumur 4.500 tahun lalu?

Piramida Giza sendiri konon dibangun oleh lebih dari 20.000 orang. Temuan arkelogis misalnya, menyebut banyak artefak dan ekofak di sekitar Giza sebagai bukti di situ pernah ada sekelompok besar manusia hidup dan tinggal di saat membangun piramida tertua tersebut.

Apakah ada arfefak dan ekofak ditemukan pula di sekitar Gunung Padang? Sejauh ini belum ada satu pun bukti yang berhasil diungkap ke publik untuk memperkuat asumsi dan interpretasi tersebut.

Spekulasi-spekulasi yang berkembang pun kemudian dimanfaatkan sekelompok orang untuk pemurtadan dan melecehkan agama Islam. Apalagi sekelompok orang yang bernaung di sebuah kelompok, sebut saja TS, yang dulu wara-wiri di Kaskus atau Facebook. Intinya, mereka mengagung-agungkan 'leluhur' Nusantara sebagai bangsa yang maju dan hebat dan menganggap kemunduran Nusantara adalah karena masuknya peradaban Islam.

Kelompok ini pula, yang sepengetahuan saya dari berbagai diskusi selama ini, menolak fakta sejarah Islamisasi Sunda yang masif di tahun 1500-an setelah Kerajaan Sunda Galuh/Pajajaran membubarkan diri. Di mana tidak bisa dipungkiri, suka atau tidak suka, kekuasaan Mataram di bawah kepemimpinan Sultan Agung, merupakan salah satu tolok ukur Islamisasi masyarakat Sunda. 

Padahal, semasa Pajajaran berdiri pun kerajaan bercorak Islam sudah hidup berdampingan, yakni Kerajaan Sumedang Larang.

Kembali menyoal asumsi Gunung Padang sebagai piramida, tentu saja tanpa harus menjadi skeptis, kita tunggu hasil penelitiannya dirilis ke publik. Walau memang tampaknya asumsi dan spekulasi yang berkembang pun sudah menjadi bola liar karena ada banyak pihak yang kemudian mengklaim asumsi itu sebagai kebenaran.

Kalau saya sih merasa aneh saja dengan motif 'karuhun' membangun piramida di Tatar Sunda. Ngapain? Rek naon? Di wilayah yang bergunung-gunung kok membangun piramida. Karena bila melihat di Mesir, Piramida terletak di wilayah dataran rendah, dataran yang cenderung rata sehingga kemunculan piramida boleh lah diinterpretasikan sebagai keinginan manusia pada saat itu untuk mendekati tuhan atau dewa-dewa dalam keyakinannya.

Di kita kan sudah banyak gunung? Ngapain bangun piramid? Yang ada dan menjadi fakta adalah 'karuhun' atau nenek moyang Sunda, membangun makam di puncak-puncak gunung alih-alih membangun piramida. Contohnya saja makam di Puncak Gunung Geulis, Jatinangor dan Gunung Manglayang. Lebih ralistis dan ekonomis.

Tetapi memang tidak dapat dipungkiri bila situs Gunung Padang adalah situs megalitikum di mana pada masa lalu dijadikan tempat ibadah karuhun Sunda. Di mana batu-batu yang terletak di sana besar kemungkinan dibawa dan diletakkan di sana untuk keperluan peribadatan, namun batu-batuan itu murni merupakan bebatuan hasil proses alamiah.

Ricky N. Sastramihardja

๐Ÿ“ท Slide dari diskusi di Museum Geologi 3 Februari 2012


9.13.2022

PAHITNYA SEJARAH KOPI HARUS BERGANTI


Deungkleung, dรฉngdรฉk

Buah kopi raranggeuyan

Ingkeun anu dรฉwรฉk, 

Ulah pati diheureuyan


Sejarah kopi di awal masuknya ke Tatar Sunda di jaman Cultuure Steelsel (tanam paksa) di tahun 1830-an meninggalkan duka sejarah yang mendalam.


Kopi Priangan, yang dikenal sebagai Java Coffee, laku keras di pasar dunia. Mengalahkan kopi Mokha dari Yaman. Keuntungan besar diraup Kerajaan Belanda, tapi kesengsaraan mendalam dialami masyarakat Priangan, terutama di wilayah Cianjur.


"Dari tanam paksa, Kerajaan Belanda bisa meraup untung hingga 832 juta gulden (setara dengan USD 75,5 miliar hari ini)," ujar sejarawan Peter Carey, seperti dirilis Merdeka.com 7 Juli 2022.


M. C. Ricklefs dalam Sejarah Indonesia Modern menyebut  disebut keuntungan sistem tanam paksa menjadikan perekonomian dalam negeri Belanda kembali stabil: utang-utang luar negeri Belanda terlunasi, pajak-pajak diturunkan, kubu-kubu pertahanan dibangun, terusan-terusan diciptakan, dan jalan-jalan kereta api negara dibangun.


"Hal yang sebaliknya terjadi pada masyarakat Jawa yang diperas: penyakit dan kelaparan bertambah merajalela dan kaum miskin melonjak tinggi jumlahnya di desa-desa Jawa)," ungkapnya.


Jawa yang dimaksud Ricklefs adalah Priangan. Tatar Sunda. Di mana kemudian lahir gerakan Politik Balas Budi yang diinisiasi Douwes Dekker atau Multatuli.


Kini, semenjak 2008 masyarakat terutama di pegunungan di sekitar Bandung Raya, kembali menanam kopi. Umumnya masih jenis kopi Arabica Java Preanger, kopi yang ditanam nenek moyang dulu. 


Dari wilayah Layangsari (Manglayang - Palintang - Palasari, Bandung Timur) entah berapa ratus ton buah kopi basah (ceri)  yang bisa dikumpulkan pengepul dari  petani kopi di wilayah itu saja. 


Belum dari tempat lain di wilayah Bandung Selatan.


Semoga 'booming' kopi kembali terjadi seperti di abad ke-18 namun membuat petani dan siapapun yang berada di lingkaran industri kopi, makmur dan sejahtera.


Bila di abad ke-18 kopi bisa membuat kerajaan Belanda kaya raya, insya Alloh di abad ke-21 ini bisa membuat warga Tatar Sunda kaya raya.


Ricky N. Sastramihardja

8.26.2022

DI BANDUNG ITU RESPECT IS EARNED NOT GIVEN....


Musim 2012. Persib dikalahkan Persiba di Stadion Siliwangi. Bobotoh memberikan standing ovation untuk kedua tim yang memang bermain bagus.

Pemain Persiba dan Persib keluar stadion dengan kepala tegak. Peter Butler, pelatih Persiba merasakan apresiasi dan atmosfir luar biasa.

Musim 2013, Persita Tangerang menjamu Persib di Stadion Siliwangi. Persita bermain buruk, persis seperti Bali Utd di GW 6 Liga 1 kemarin: Loba gogoleran.

Hasil imbang, Persita masih beruntung bisa keluar dengan utuh dari Stadion Siliwangi yang dipenuhi Bobotoh. 

Kim Jeffrey Kurniawan, bermain buruk saat Persib dilatih Dejan Antonic. Dibully di medsos, bahkan saat latihan.

Tapi saat Kim Jeffrey gagal membobol gawang Borneo FC di babak knock out Piala Presiden 2017, Bobotoh di stadion mendukung Kim. Membesarkan hatinya dan tetap mendukungnya. Tak ada bully-an atau cacian. 

Bila sepakbola itu ekspresi hati, maka mendukung tim kesayangan langsung di stadion adalah ekspresi paling jujur dari hati yang paling dalam.

Tanpa harus menjadi pembenaran atas kesalahan, marilah saling memahami dan tidak menghakimi. Percayalah, mendukung tim kesayangan di tribun stadion akan sangat berbeda dengan di depan TV. 

Babaledogan emang salah, nyundut flare juga salah berdasar regulasi. Tapi menghakimi mereka dengan jari di medsos malah mengundang pipaseaeun.

Kalau mau nyaram, cobalah langsung caram di stadion... langsung di depan pelakunya.

RESPECT IS EARNED NOT GIVEN....

๐Ÿ“ท Persita vs Persib, Stadion Siliwangi ISL 2013.

8.20.2022

500 TAHUN PADRAO SURAWISESA

 



PADRAO yang ditemukan di Jalan Cengkeh, Jakarta/Prinsen Straat adalah penanda perjanjian antara Portugis & Kerajaan Sunda Galuh. Gubernur Portugis di Malaka Jorge d’Albuquerque mengutus Henrique Leme untuk mengadakan hubungan dagang dengan Raja Sunda yang bergelar Samiam (Surawisesa?).

Perjanjian yang ditandatangani 21 Agustus 1522 itu antara lain: Portugis diizinkan untuk mendirikan kantor dagang berupa sebuah benteng di wilayah Kalapa dan di tempat tersebut didirikan batu peringatan (padrao) dalam Bahasa Portugis.

Perjanjian tersebut disetujui kerajaan Sunda, selain hubungan perdagangan, juga untuk mendapatkan bantuan Portugis menghadapi Kerajaan Islam Demak.  Namun perjanjian tersebut tidak terlaksana, karena pada tahun 1527 Fatahillah berhasil menguasai Sunda Kelapa. (Sumber: Museum Nasional).


Untuk mengetahui alasan perjanjian ini, harus dirunut dari Perjanjian Tordesillas antara Spanyol dan Portugis dalam rangka 'menggoyang' kekhalifahan Utsmani dengan membagi dunia dalam dua bagian: sebelah untuk Portugis, sebelah untuk Spanyol.

Setelah kejatuhan Konstantinopel ke kekuasaan Imperium Islam (Khalifah Utsmani), Bangsa Eropa salah satunya bangsa Spanyol dan Portugis melakukan penjelajahan samudera untuk mencari rempah-rempah. Diawali oleh Portugis pada tahun 1490-an, namun Portugis mulai mendapat saingan yaitu Spanyol.

Dengan melihat adanya persaingan pada tahun 1493 ketika itu bertindak. Campur tangan Pope Alexander VI tersebut karena kedua Kerajaan tersebut merupakan penganut Gereja Katolik yang setia.
Pope Alexander VI pada 3 Mei 1493 M mengeluarkan perintah bahwa menjadikan dunia kepada dua bagian yaitu milik kerajaan Sepanyol dan kerajaan Portugal.

Ricky N. Sastramihardja

LEAP OF FAITH



Ketika payung terbuka dengan suara keras memecah keheningan. Saat kaki Ceppy @bekajaya menjejak di tanah dengan selamat, Ame @svaracahya seolah meledak, seolah lepas dari himpitan beban.

Ternyata menjadi spectator bisa lebih tertekan dibanding sang actor. Sebuah pelukan menjadi pelepas ketegangan sekaligus apresiasi paling jujur, paling spontan, serta kebahagiaan tak terhingga.

Teringat tulisan di baju kaos @sonudemos hari itu: Merdeka harus merdesa.

Sejatinya, kemerdekaan adalah leap of faith. Lompatan kepercayaan.  Seperti halnya seorang base jumper yang melompat dari ketinggian tebing dengan bermodalkan kepercayaan diri yang kuat (dan tentunya skill serta peralatan yang layak).

Kemerdekaan adalah leap of faith. Tapi menuju merdesa, adalah jalan panjang yang masih harus dilakukan dan diperjuangkan sepanjang usia. Setelah merdeka kita harus menjadi pelaku, menjadi actor, bukan sekedar spectator. Agar kemerdekaan bisa kita nikmati dengan kemerdesaan.

Merdeka Indonesiaku. Jayalah bangsaku. 

#HUTRI77 #DirgahayuIndonesia #BerkibarlahMerahPutihku

Ricky N. Sastramihardja



6.22.2022

EVALUASI ATAU ADA YANG MATI LAGI!


Pertandingan Persib vs Persija di ISL 2013 (3 Maret 2013) adalah pertandingan dengan service terbaik dari Panpel Persib. Pertandingan yang digelar di Stadion Si Jalak Harupat itu sungguh nyaman dan aman padahal partai big match.

Screening dilakukan dalam beberapa lapis hingga hanya penonton yang mempunyai tiket bisa duduk di kursi sesuai nomor kursi. Ya, saat itu SJH baru saja dipasangi kursi dengan nomor duduk.

Stadion pun tidak sepenuh biasanya dalam arti tidak semua kursi terisi. Masih ada beberapa kursi kosong di setiap tribun, termasuk di tribun timur. Ini akibat screening berlapis yang dilakukan aparat hingga tiba di ring 1 hanya bobotoh bertiket saja yang bisa masuk area SJH.

Tetapi kenyamanan itu hanya itu saja, hanya sekali itu saja. Lanjut ke pertandingan berikutnya, saat tiba di tribun saya mendapati kursi saya sudah diduduki orang lain.

Ketika saya meminta orang itu untuk pindah, ringan saja dia menjawab. "Da saur bapa anu berseragam oge bebas calik mah di mana wae," tuturnya.

Saat ditanya soal tiket, ia tidak bisa menunjukkannya. Padahal ia datang bersama 4 atau 5 orang keluarganya.

Hingga terakhir saya ke stadion untuk menyaksikan Persib vs Sriwijaya FC di Liga 1 2017 di stadion GBLA, tidak pernah ada lagi tiket dengan nomor kursi. Pemilik tiket harus adu cepat masuk ke tribun berebut dengan bobotoh tak bertiket yang masuk dengan cara menyuap petugas penjaga tiket.

Bila dihubungkan dengan kejadian kemarin dengan membludaknya Bobotoh di GBLA yang menelan korban jiwa, saya yakin kawan-kawan Bobotoh bisa menarik asumsi siapa yang salah, lalai, dan harus bertanggung jawab atas kejadian ini.


Tidak ada asap tanpa api. Tak ada supply bila tidak demand. Tidak akan ada yang menyuap bila tak ada yang bisa disuap. Penyuapan itu akan berhenti bila petugas menolak suap. Juga bila Bobotoh yang suka 'moncor' sadar diri.

Tetapi kesadaran itu tidak akan terwujud bila sistemnya tidak mendukung. Bobotoh yang menyuap akan sulit terjerat hukum berbeda dengan petugas yang mau disuap. Karena jumlahnya banyak dan tidak teridentifikasi. Akan berbeda dengan petugas pelaksana karena penempatan mereka di setiap gerbang pasti ada perintah dari atas dan ada catatan/log booknya. Siapa koordinator regunya, siapa saja yang bertugas, berapa orang aparat sipil, berapa orang aparat kepolisian/TNI.

Dengan kata lain, pelaksanaan sistem berdasar hukum itu adalah top down, dari atas ke bawah. Dari pucuk ke akar rumput, bukan sebaliknya.Akar rumput yang menongak ke atas akan lebih mudah dikondisikan bila pucuk memberi contoh dan teladan. Menerapkan punish and reward dengan adil dan fair. Petugas gerbang bukanlah penjual tiket tapi pemeriksa dan penyobek tiket.

Saya jadi teringat dengan cerita seorang kawan baru yang berasal dari luar kota Bandung di awal bulan Juni ini "Abdi mah Mang, ka Bandung ngahajakeun lalajo Persib najan teu boga tiket. Soalna nyaho cara ngakalanana, 100.000 teh bisa ku 10 urang asup."

Dengan kejadian meninggalnya dua bobotoh bertiket akibat berdesakan di stadion yang over capacity maka seyogyanya Panpel Persib segera melakukan evaluasi menyeluruh. Tidak hanya Panpel dari PT. PBB saja tetapi juga dari aparat-aparat negara yang diperbantukan dan memang berwenang untuk mengatur masalah keamanan dan kenyamanan.

Bila tidak dilakukan perbaikan sistem terutama mentalitas riswah, permasalahan ini akan kembali terulang. Bukan tidak mungkin akan lebih buruk lagi. Sedangkan berdasar UU Keolahragaan tahun 2022 pasal 54 ayat 4-5, Panpel berkewajiban menjaga keamanan dan kenyamanan para penonton olahraga (baca: suporter) yang memiliki tiket.

Masalah utama bukan pada Bobotoh tak bertiket, karena sejak jaman di Siliwangi pun Bobotoh yang tak bertiket sudah ada. Tidak semua berniat menjebol pintu, sebagian besar malah ingin bertemu rekan-rekannya, bersilaturahmi di luar stadion di saat pertandingan berlangsung.

Ricky N. Sastramihardja II

๐Ÿ“ท Ricky, Twitter @oydnnx

6.07.2022

MARHABAN YA BAL-BALAN!


Walau sampai saat ini masih belum rilis harga dan kuota tiket, tapi pertandingan perdana 'tarkam' Piala Presiden 2022 antara PERSIB Bandung vs Bali United mengundang antusias Bobotoh.

Maklum, dua tahun tidak nyetadion menjadi kebutuhan tersediri bagi publik sepak bola Bandung. Tidak hanya bobotoh domestik yang berdomisili di Bandung Raya, pertandingan ini juga diincar bobotoh dari luar kota Bandung.

Berkaca dari pertandingan Timnas vs Banglasdesh, sepertinya tiket juga masih akan dijatah. Apalagi status aglomerasi Bandung Raya masih PPKM Level 1.

Semoga panpel pertandingan dan PT. PBB bisa mengelola distribusi tiket dengan baik. Jangan sampai jatuh ke tangan calo yang akan membuat rudet.

Karena pertandingan digelar di GBLA, tentu saja harus disosialisasikan juga ke warga sekitar. Jangan sampai ada akamsi yang minta jatah tiket hingga ribuan dengan dalih untuk warga padahal untuk dijual lagi.

Ini event olah raga profesional, penonton harus membeli tiket untuk membantu ekonomi klub  dan pemain. Jangan jadi bobotoh yang doyan moncor. Penjaga gerbang tiket juga jangan mangpang-mungpung. 

Terserah teknisnya bagaimana, mau tiket konvensional atau elektronik, hal itu tidak penting. Karena yang penting adalah manajemen di lapangan yang harus beres dan meminimalisir kebocoran agar bobotoh yang membeli tiket bisa menikmati haknya dengan layak.

Marhaban Ya Bal-balan!


Ricky N. Sastramihardja

2.14.2022

DERBY MATCH, MAKNA KATA YANG MELUAS AKIBAT RIVALITAS


Semula pertandingan derbi pada sepak bola hanya berlaku untuk pertandingan tim sekota atau satu wilayah yang sama. Namun kadang mengalami perluasan makna, menjadi pertandingan antara dua tim dengan rivaltas yang kental. 

Perluasan makna ini sepertinya akibat 'salah kaprah' media massa dalam memberi judul dalam berita/isi. Walhasil, tak dapat ditolak, istilah derbi kemudian meluas kemana-mana, bahkan pada klub yang tak memiliki akar sejarah rivalitas yang panjang.

Di Indonesia yang memungut istilah derbi dari bahasa Inggris, derby, ketidaktepatan penggunaan istilah ini sering digunakan. Entah karena kata derbi ini memiliki makna konotasi yang lebih luas, yang lebih menguras emosi para pendukung tim sepak bola. Atau mungkin karena ingin terlihat keren karena keinggris-inggrisan.

Misalnya saja ada yang menyebut derby Jatim untuk Persebaya vs Arema, atau Derby Indonesia untuk Persib vs Persija. Padahal bila dikembalikan ke arti kata sesuai kamus/leksikal, tentu saja istilah tersebut tidak tepat.

Bagaimana tidak, klub-klub itu tidak berada di kota yang sama. Juga tidak berada di satu wilayah yang sama, ada kota lain di antara kota-kota yang 'berselisih'. Sepanjang Surabaya - Malang, ada Sidoarjo dan Purwodadi. Dari Jakarta ke Bandung, ada Bogor dan Cianjur atau Bekasi, Karawang, dan Purwakarta.

Lebih unik lagi menyebut derby Indonesia untuk pertandingan Persib vs Persija. Ini sudah sangat jauh dari kata semula, karena bila memakai istilah derbi Indonesia, maka semua pertandngan di Indonesia adalah derbi.

Satu-satunya alasan yang (dipaksa) masuk akal adalah karena adanya rivalitas panjang antara ke dua klub. Hingga akhirnya kata derbi mengalami perluasan makna, terutama dipakai oleh media-media.

Uniknya, misalnya, istilah derbi Indonesia ini tidak berlaku pada pertandingan Persib vs PSMS Medan. Padahal rivalitas kedua klub ini di masa perserikatan sangat kuat dibanding Persib vs Persija. Juga tidak berlaku pada pertandigan Persebaya vs PSIS. Derbi di Indonesia seolah hanya menjadi milik Persebaya vs Arema dengan istilah derby Jatim, serta Persib vs Persija dengan istilah derby Indonesia.

Bahkan pertandingan Persib vs PSKC Cimahi atau Persib vs Persikab Kabupaten Bandung juga jarang disebut derbi. Selain karena di keduanya jarang bertemu akibat berbeda kasta, juga karena memang tidak ada rivalitas antara kedua klub. Bobotoh pendukung Persib biasanya ya suporter PSKC juga atau suporter Persikab (Lulugu).

Mungkin, bila dikembalikan ke arti kata derbi secara leksikal, maka pertandingan antara Persija vs Persikabo 1973 seharusnya lebih layak disebut derbi, arena kedua klub tersebut ada di wilayah aglomerasi yang sama/bertetangga. Atau misalnya PSIM Yogyakarta vs Persis Solo, karena keduanya berada di wilayah yang sama/bertetangga, juga karena rivalitasnya yang kuat.

Bila merujuk ke makna leksikal, maka derbi di Liga 1 mendatang dipastikan akan terjadi antara Persita Tangerang vs Rans Cilegon FC yang sama-sama berada di wilayah Banten. Atau bila Rans FC jadi bermarkas di Jakarta Utara, maka Persija vs Rans FC yang layak disebut derbi, seperti halnya Persija vs Persitara Jakarta Utara. Itulah derbi yang sebenar-benarnya derbi.

Ricky N. Sastramihardja

๐Ÿ“ท Derby PSKC Cimahi vs Persib Bandung di babak 128 besar Piala Indonesia 2019 di Stadion Wiradadaha, Tasikmalaya.  Persib menang tipis 1-2.




2.12.2022

JEJAK TERSEMBUNYI PASSOS DI PENAMPILAN CEMERLANG TEJA


Teja Paku Alam namanya. Semula kehadirannya disangsikan, maklum pemain kelahiran Painan, Sumatera Barat 28 tahun silam ini direkrut di awal 2020 dari tim yang terdegradasi ke Liga 2, Semen Padang.

Namun Teja sepertinya bisa membalikkan anggapan miring itu.  Dari 19x penampilannya bersama Persib di Liga 1 2021, Teja membuktikan bila ia menjadi rekrutan pemain terbaik Persib Bandung di era rezim Robert Alberts. 

Gawang Persib kebobolan 15x dalam 23 pertandingan dan memasukan 30 gol ke gawang lawan. Minimnya kebobolan Persib ini, selain kontribusi pemain belakang, dipastikan karena penampilan cemerlang Teja.

Berulang kali ia melakukan penyelamatan-penyelamatan penting, bahkan untuk bola-bola yang sulit. Akibatnya Ciro Alves, juru gedor Persikabo 1973, menangis di ujung pertandingan pekan ke-21. Semua tendangan mautnya yang indah, gagal bersarang ke gawang Teja.

Bahkan dari pertandingan pekan ke-24 tadi malam melawan PSS Sleman, Teja layak mendapatkan gelar Man of The Match (MoTM) setelah berulangkali melakukan penyelamatan dari serangan-serangan pemain Sleman. Walau kebobolan satu gol oleh eks rekan satu tim-nya, Wander Luiz, Teja berhasil menjaga kemenangan Persib hingga ujung pertandingan.

Ia juga berhasil menepis tendangan jarak jauh Ramdhani Lestaluhu, yang bila membuahkan hasil, akan mengubah hasil akhir karena terjadi di menit-menit akhir.

Teja menjadi kiper pertama yang meraih gelar pemain bulan Januari 2022 versi TSG/Technical Study Group. Biasanya TSG menganugerahkan gelar individual award pada penyerang atau gelandang. Namun kali ini berbeda, individual award diberikan kepada Teja yang bisa menahan sedikitnya 8 tendangan berbahaya pemain-pemain Persikabo 1973 di pekan ke-21.

Salah satu orang sukses dibalik penampilan cemerlang Teja adalah Gatot Prasetyo. Gatot ini adalah eks kiper Persib yang membawa Persib juara di Liga Indonesia I tahun 1994-1995 silam. Selain itu ada nama tersebunyi di balik jabatan ofisial Video Technical Analyst: Luizinho Passos 

Luizinho Passos ini pelatih kiper Borneo FC yang kemudian direkrut Persib Bandung di bulan September 2021 karena Gatot mengundurkan diri karena alasan pekerjaan (Gatot adalah seorang ASN).

Tangan dingin Passos bisa dilihat jejaknya di penampilan M. Ridho (Kiper Borneo FC/Madura United/Timnas Indonesia) dan Nadeo Argawinata (Kiper Bali United/Timnas Indonesia). Di laman Liga Indonesia Baru, disebutkan Passos adalah ofisial tim dengan tugas Video technical Analysis. Bukan pelatih kiper yang masih dipegang oleh Gatot.

Sedangkan di laman resmi Persib Bandung, Passos adalah pelatih kiper. Sedangkan nama Gatot tidak tercantum.

Berkat asuhan Passos, Teja menemukan potensi tersembunyinya. Tentu bukan tanpa kebobolan. Tercatat dari 19 penampilan ia baru kebobolan 9 gol.

Hingga pekan ke-20 berdasar catatan Skor.id 23 Januari 2022, Teja menjadi kiper dengan jumlah rata-rata penyelamatan tertinggi, yakni mencapai 3,69 per laga.

Bukan tidak mungkin, bila Teja konsisten hingga akhir musim ini, ia akan mendapat gelar penjaga gawang terbaik. Tentu hal ini bisa terwujud bila pemain-pemain Persib lainnya juga bermain sepenuh hati dan mengutamakan koletivitas tim. Karena sejatinya penampilan cemerlang Teja adalah berkat kerja sama seluruh pemain, terutama pemain-pemain belakang yang bertugas menjaga pertahanan.

Ricky N. Sastramihardja 

๐Ÿ“ท PERSIB Bandung

1.30.2022

MUTIARA TERPENDAM DI KOTAK HARTA KARUN ABAH OBET

 

Pertandingan pekan ke-21 melawan (PS Tira) Persikabo 1973 menjadi pertandingan yang jangan sampai dilupakan. Bukan karena kemenangan, tetapi karena malam itu anak-anak Maung memperlihatkan determinasi yang luar biasa.

Daftar Susunan Pemain (DSP) yang janggal karena ada 4 kiper yang terdaftar akibat kekurangan pemain. Ada nama-nama pemain lapis dua dan pemain belia yang sebelumnya 'terlupakan' bila mereka ada, serta menghilangnya nama-nama pemain bintang yang tidak bisa bermain akibat terpapar virus korona.

Di DSP juga tidak tercantum nama-nama pemain depan. Dengan formasi 4-3-3, pelatih Robert Alberts nampaknya menerapkan strategi false nine.

Malam itu rasanya akan menjadi malam kekalahan dan malam paling memalukan untuk si pujaan hati, PERSIB Bandung. Semenjak diumumkan 9 pemain terpapar covid hingga DSP dirilis jelang pertandingan, Bobotoh merespon dengan muram dibalut pesimis.

Betapa tidak, dalam 20 pertandingan sebelumnya, dengan pemain-pemain inti Persib seolah kehilangan ruh-nya. Bermain pragmatis, menang, tapi tidak nyaman. Nyaris tanpa chemistry, para pemain seolah bermain hanya untuk dirinya sendiri.

Tetapi setelah pertandingan berjalan, 15 menit pertama memberikan perspektif lain. Para pemain terlihat ngotot, tidak mau didikte lawan. Walau bukan tanpa kesalahan, tetapi mereka tampak gigih dan penuh determinasi. Permainan lebih hidup, variatif dan menjanjikan.

Hingga akhirnya di menit ke-22 Kakang Rudianto, pemain debutan jebolan Akademi Persib yang membuat perbedaan. Sontekan di depan gawang membuat bola muntah yang terlepas dari pelukan kiper Persikabo 1973 membuat skor berubah menjadi 1-0.

Gol perdana untuk Kakang yang baru bergabung di putaran ke-2 menggantikan Indra Mustaffa. Juga gol yang menarik mengingat posisinya adalah pemain belakang/CB.

Gol tunggal ini bertahan hingga pertandingan babak pertama selesai. Kedua tim di babak pertama tidak bisa mengkonversi berbagai peluang menjadi gol.

Di babak ke-2, Persikabo 1973 tampak lebih menekan dan menguasai lapanagan. Tetapi anak-anak Maung tetap lugas dan menjaga keunggulan. Bahkan ada beberapa peluang sempat diciptakan walau tidak berhasil dikonversi menjadi gol.

Teja Paku Alam dan Henhen Herdiana dan para pemain belakang rasanya layak mendapat kredit tersendiri. Mereka bisa  mementahkan serangan-serangan berbahaya pemain Persikabo 1973. 

Khusus untuk Teja, seperti biasa ia bermain gemilang untuk menjaga keperawanan gawangnya. Ciro Alves dibuat bertekuk lutut tak berdaya padahal tendangan-tendangannya ke arah gawang sangat berbahaya dan sangat berpeluang menjadi gol.

Anak-anak Maung yang diisi pemain lapis ke-2 ini tampil dengan penuh semangat, sesuatu yang tak dominan terlihat di 20 pertandingan sebelumnya. 

Memang seharusnya begitu, karena rasanya bila Persib kalah malam itu, Bobotoh tetap akan mengapresiasi pertandingan yang menarik dan penuh determinasi. Seperti yang pernah terjadi saat Persib kalah 2-3 oleh Persiba Balikpapan di Liga Indonesia 2011 silam. 

Pertandingan pekan ke-21 ini seharusnya menjadi tolok ukur, menjadi standar benchmark untuk 13 pertandingan tersisa di Liga 1 2021/2022 bila Persib ingin bertahan di papan atas dan mengejar gelar juara. 

Bukan hal yang tidak mungkin. Tinggal bagaimana Abah Obet bisa membuat tim selalu dalam keadaan kondusif dan chemistry antar pemain terikat satu sama lain.

Tinggal bagaimana Abah Obet mengendalikan ego para pemain berlabel bintang agar bisa tunduk pada skemanya dan fokus pada tujuan utama olahraga: meraih kemenangan.

Sebagai pelatih kawakan seharusnya Abah Obet melakukan itu sejak pertandingan pekan pertama Liga 1. Bukan karena terpaksa oleh keadaan.

Saat tim dihajar pandemi dengan terpaparnya 9 pemain utama, ternyata memperlihatkan mutiara-mutiara terpendam yang selama ini luput dari perhatian. Dipaksa oleh keadaan dan kekurangan pemain, ternyata memaksa Abah Obet membuka ’peti harta karun’ yang sepertinya ia lupakan.

Sejatinya para local boys ini memang harus diberi kesempatan untuk membuktikan kemampuan mereka pada publik. Karena mereka memang ternyata sangat mampu bersaing dengan pemain asing atau naturalisasi yang berlabel pemain bintang.

Proud of you Boys.

Ricky N. Sastramihardja

๐Ÿ“ท  Persib Bandung


12.18.2021

PERSIB, PERMAINAN CANTIK DAN SEMANGAT KOMPETISI


Di akhir putaran 1 Liga 1 2021, Persib berada di posisi ke-2 klasemen sementara. Dari 17 kali bertanding, Persib mengumpulkan 34 angka hasil 10x menang, 4x imbang dan 3x kalah.

Posisi di klasemen ini masih belum aman mengingat ada Arema FC di posisi ke-3 yang masih menyisakan 1 pertandingan. Dari 16 pertandingan, Arema FC mengemas 33 angka. Hanya terpaut 1 angka dengan Persib.

Sedangkan dengan Bhayangkara FC yang memuncaki klasemen, hanya berselisih 3 angka saja. Bhayangkara FC mengemas 37 angka dari 17 pertandingan dan dipastikan menjadi juara paruh musim.

Berada di posisi ke-2 klasemen sementara, Persib masih memiliki kesempatan meraih puncak klasemen dan menjuarai liga. Apalagi masih ada 17 pertandingan lagi di putaran ke-2.

Namun apa yang membuat bobotoh seolah tidak puas dengan pencapaian Persib di putaran ke-2? Salah satunya adalah permainan Persib yang buruk. Sehingga 10 kali kemenangan yang diraihnya dirasakan hanya sebagai keberuntungan saja. 

"Persib si gede milik," demikian satir Bobotoh.

***

Bila harus berkaca, Bobotoh sepertinya masih terpesona dengan skuad Persib hasil racikan Mario Gomez di Liga 1 2018. Menjadi  juara di paruh musim dengan permainan yang penuh determinasi. Yang kemudian berakhir di peringkat ke-4 klasemen akhir sebagai buntut  'konspirasi' untuk memuluskan tim ibu kota jadi juara liga.

Gomez berhasil menyulap pemain-pemain Persib bertanding dengan penuh determinasi dengan tiki-taka yang memikat. Bahkan pemain yang tidak dikenal sebelumnya, bermain bak pemain bintang. 

Siap sih yang dulu mengenal Ardi Idrus atau Ghozali Siregar? Ardi berasal dari klub Liga 2 yang baru promosi, PSS Sleman dan Ghozali 'hanya' penghangat bangku cadangan di PSM Makassar.

Di 3 pertandingan perdana Liga 1 2020 bersama Robert Alberts, Persib meraih 3 kemenangan beruntun sebelum liga akhirnya dinyatakan berhenti karena pandemi. Fait accompli.

Tetapi di musim 2021, tiki-taka ala Robert seolah hilang. Seolah menjadi 'teka-teki', bahkan bagi pemainnya sendiri. Salah satunya adalah bagaimana kejadian konyol saat Febri Bow dan Marc Klok membuat tendangan bebas menjadi adegan konyol dan memalukan.

Robert seolah kehilangan magis dalam mengolah pasukan Maung Bandung di 2021. Luiz dan Castillion yang dielu-elukan malah terdepak paling awal karena pelatih tidak bisa memaksimalkan peran keduanya di garda depan.

Kehilangan Omid Nazari juga membuat Persib kehilangan playmaker yang visioner. Beban  itu kini seolah ditanggung Beckham yang masih belia. Duet Klok-Rashid atau Klok-Dado pun seolah tidak berarti. Vizcarra yang diharapkan menjadi game changer, sepertinya seringkali bermain tidak sesuai role-nya.

Kemenangan Persib pun seolah berkat keberuntungan semata. Di pertandingan melawan Persik Kediri yang jauh berada di klasemen bawah,  Persib hanya bisa menang 0-1 itu pun dengan berpayah-payah.

Bobotoh tetap tidak puas dengan posisi ke-2, juga terutama karena permainan buruk Persib. Apalagi di tahun 2001, Persib alami 3 kekalahan beruntun dari Persija Jakarta (Final 2 leg Piala Menpora dan pertandingan putaran 1 liga. Hal tersebut membuat Bobotoh 'terluka' dan merasa sangat tidak puas.

***

Selain kemenangan, Bobotoh juga menuntut PERSIB Bandung untuk bermain cantik. Bahkan bermain cantik walau kalah, bisa diapresiasi dengan layak oleh Bobotoh.

Pada pertandingan kandang melawan Persiba di stadion Siliwangi di ISL 2012, Persib kalah 2-3 oleh tim asuhan Peter Butler tersebut. Alih-alih mendapat ejekan atau protes keras Bobotoh, ke dua tim mendapat standing applause di akhir pertandingan.

Kedua tim bermain dengan determinasi tinggi, menghibur, atraktif, menarik, dan sportif. Bahkan Peter Butler menyebut bila ia merasakan atmosfir Stadion Siliwangi seperti di Liga Inggris.

Lalu bisakah Persib kembali bermain memuaskan di putaran ke-2? Apalagi ada pergantian amunisi dengan masuknya David da Silva dan Bruno Cantanhede sebagai bomber menggantikan Wander Luiz dan Geoffrey Castillion.

Seharusnya begitu. Bila ingin meraih gelar juara liga 2021, Persib harus menjawab kritik keras Bobotoh dengan permainan penuh determinasi yang diikuti dengan kemenangan.

Tentu saja namanya kompetisi harus ada semangat untuk memenangkan pertandingan dan mengalahkan lawannya. Bila tidak ingin menang, sebaiknya jangan ikut kompetisi. Ikut saja karnaval atau sirkus.

Ricky N. Sastramihardja

๐Ÿ“ท Beckham dan Rashid, foto dari laman Persib Bandung.