http://6ix2o9ine.blogspot.com
Coba bandingkan foto berikut yang saya dapat di http://binusipc.com/images/IPC%202010%20winners/1st%20Winner%20General.jpg. Foto karya Sutanta Aditya ini adalah pemenang Binus International Photo Contest kategori umum bertajuk "Acces to Health"
Bandingkan dengan foto yang saya dapat di http://www.jamesnachtwey.com/ dengan tajuk "Chechnya, 1996 - Ruins of central Grozny". (thx buat Rico atas infonya)
Terinsipirasi atau plagiat?
Menurut saya mah plagiat, karena konsep dan gagasan, eksekusi gagasan, angle, komposisi, background, foreground, bahkan bentuk kepala subjek yang terpotong (out frame) hingga tone color-na mirip pisan...
Hmmm... ada yang berpendapat lain?
5.19.2010
Wisata Offroad Kota Bandung 2010
http://6ix2o9ine.blogspot.com
Undangan terbuka untuk EO offroad, operator tour & travel, pecinta olahraga offroad, paguyuban montir shockbreaker se-Indonesia, juga dukun pijat dan dukun pijut. Wisata offroad Kota Bandung 2010 ini berhadiah Lurah Bandung Cup beserta uang tunai sebagai santunan.
Diadakan dalam rangka Bandung 200 tahun. 200 tahun dalam keserakahan dan kebodohan...
Undangan terbuka untuk EO offroad, operator tour & travel, pecinta olahraga offroad, paguyuban montir shockbreaker se-Indonesia, juga dukun pijat dan dukun pijut. Wisata offroad Kota Bandung 2010 ini berhadiah Lurah Bandung Cup beserta uang tunai sebagai santunan.
Diadakan dalam rangka Bandung 200 tahun. 200 tahun dalam keserakahan dan kebodohan...
Terusan Jalan Jakarta - Antapani |
Jalan Ciujung
Jalan Babakan Surabaya
Jalan Cisaranten Kulon. Kamana atuh duit pajak kendaraan bermotor teh... maenya warga kudu nambal jalan sorangan. Barieukeun!@#$%^&*()_+
Jalan penghubung Bengawan - Soepratman
Jalan Cingised
Jalan Gatot Soebroto/Gatsu
Terusan Jalan Babakan Sari. Eh ieu jalan tembus ka apartemen gitu lho... Waduk angsa lah...
5.17.2010
Solusi Meredam Overheat Pada Laptop
Panas yang berlebih bagi perangkat elektronik, terutama komputer, adalah momok menakutkan bagi para pemiliknya. Panas berlebih atau overheat, selain bisa menyebabkan sistem crash/hang, juga merusak perangkat keras. Salah satu perangkat komputer yang rentan panas adalah laptop atau notebook. Dari beberapa kasus seringkali panas berlebihan menyebabkan sistem crash atau bahkan membuat laptop mati total.
Kondisi Overheat pada laptop lebih mungkin karena perangkat ini ukurannya kecil dan ringkas, bahkan cenderung padat. Sistem pendinginan laptop tidak bisa maksimal seperti pada komputer deskop karena keterbatasan ruangan. Sehingga tidak memungkinkan menambah sistem pendinginan ekstra seperti kipas tambahan, ice cooling atau water cooling seperti pada komputer desktop (terutama komputer dekstop yang di-overclock)
Salah satu cara populer untuk mendinginkan laptop adalah dengan menggunakan cooling pad. Cooling pad adalah alas laptop dengan satu atau dua kipas yang akan mengurangi panas yang keluar dari bagian bawah laptop. Namun bagi beberapa user, cooling pad ini tidak memuaskan. Terutama bagi user yang sering menggunakan laptop untuk aktivitas full load yang memaksa komputer bekerja sampai ambang maksimal, misalnya video editing atau game 3D. Dalam beberapa kasus lain, laptop yang sudah cukup berumur juga rentan overheat walau dalam kondisi idle. Ini dikarenakan kipas pendingin laptop tidak berfungsi dengan baik karena dipenuhi debu atau kotor.
Solusi untuk laptop yang berumur ini cukup mudah. Kita tingal membuka casing belakang laptop, lalu membersihkan komponen-komponen di dalamnya dengan menggunakan sikat yang lembut serta air blower. Penggunaan air blower yang umum digunakan untuk membersihkan kamera ini cukup efektif. Bersihkan bagian yang rentan panas, terutama kipas dan kisi-kisi pembuangan dari debu. Setelah dibersihkan lalu dengan menggunkan bantuan cooling pad maka laptop akan berjalan lancar lagi. Sebaiknya sisihkan waktu satu atau dua bulan sekali untuk membersihkan laptop, karena investasi yang mahal ini memerlukan perawatan rutin.
Solusi cooling pad ini tidak selalu memuaskan bagi user yang sering menggunakan laptopnya hingga batas maksimal. Solusi yang pernah saya coba adalah memasang cooling pad serta menggunakan kipas angin kecil yang disimpan di belakang laptop. Tentu hal ini akan merepotkan bila laptop kita sangat mobile. Tetapi bagi para user laptop yang stationer atau tidak terlalu mobile, solusi ini cukup ampuh. Udara panas yang keluar dari bagian belakang laptop akan segera didinginkan oleh kipas kecil tersebut. Solusi sederhana, walau agak ribet ini, lumayan ampuh dan murah. Bahkan bila dibandingkan dengan menggunakan cooling pad berkualitas bagus yang harganya mencapai Rp. 100.000 - 200.0000, penggunaan kipas angin lebih murah. Kipas angin kecil dengan konsumsi listrik sekitar 15 watt harganya antara Rp. 50.000 sampai Rp. 100.0000.
Tetapi solusi ini juga pada perkembangannya kembali mengalami masalah karena laptop yang sudah berumur cenderung lebih mudah overheat. Dalam beberapa kesempatan setelah bermain game Modern Warfare 2 dengan resolusi native 1280 X 800 serta setting VGA menengah, laptop saya mengalami overheat serta crash. Kemudian setting resolusi screen pada game diubah ke resolusi minimal yaitu 800 X 600 tanpa anti aliasing. Sistem kembali crash, padahal sudah menggunakan setting minimal dengan kualitas gambar yang menyakitkan mata (jaggy). Hal tersebut juga terjadi saat saya melakukan rendering dan konversi format video dari *.Avi menjadi *,m2p (dvd). Beberapa menit sebelum konversi selesai komputer mengalami overheat dan kemudian crash. Menjadi sangat menyebalkan karena konversi ini membutuhkan waktu berjam-jam, yang tentu harus diulang lagi setelah komputer crash karena file yang dihasilkan tidak dapat dipakai.
Karena latop saya sudah cukup berumur dan tidak bergaransi lagi, saya membuka tutup casing belakang (back cover). Komponen di dalamnya saya bersihkan lalu laptop diletakkan di atas cooling pad. Back cover saya lepas dengan tujuan mempermudah aliran udara panas dari dalam laptop keluar dari dalam laptop. Aliran udara panas ini keluar lalu diserap dan didinginkan oleh cooling pad di bawahnya. Untuk hasil maksimal, saya juga mengganjal bagian belakang laptop dengan potongan sendal jepit bekas setinggi lebih kurang 3 cm yang berfungsi membuat bagian belakang laptop lebih tinggi dan ada ruangan/jarak antara bagian belakang dengan cooling pad. Lalu di bagian belakang laptop saya pasang kipas angin kecil dengan kecepatan maksimal.
Setelah itu diukur menggunakan software Speed Fan 4.0 dan Core Temp 0.0.99.5, suhu prosesor pada saat idle mencapai titik terendah yakni 35 - 40 derajat celcius. Sedangkan suhu VGA card (laptop saya menggunakan VGA card dedicated 512 MB) hanya berkisar pada 50-55 derajat Celcius (Speed Fan 4.0).Sebelum back cover dibuka, dengan metode yang sama hanya diperoleh suhu idle 45-50 derajat celcius. Tetapi setelah back cover dibuka, setelah satu jam bermain game Modern Warfare 2, suhu tertinggi prosesor hanya mencapai angka 65-70 derajat celcius, sedangkan suhu VGA hanya menyentuh angka tertinggi 75-80 derajat celcius. Laptop juga tidak lagi mengalami crash padahal saya menggunakan setting native 1280 X 800 dengan anti aliasing 2X. Hal serupa terjadi saat melakukan konversi video dengan Canopus Procoder 3.0. Pada konversi ini prosesor dipaksa bekerja full load 100% selama sekitar 60-90 menit - 120 menit(untuk video sepanjang 60 menit). Video berhasil dikonversi hingga selesai tanpa crash karena overheat. Suhu prosesor hanya mencapai 65-70 derajat celcius (full load) dan suhu VGA card hanya berada maksimal di angka 65 derajat celcius.Hal ini berbeda, karena sebelum membuka casing, suhu prosesor mencapai 80-90 derajat celsius, dan VGA Card di atas 88 derajat celcius. Sistem menjadi crash saat suhu mencapai 90 - 100 derajat celcius. Suhu yang ideal untuk menggoreng telur, bukan untuk laptop kita.
Tentu saja kekurangan sistem pendingin sederhana ini adalah terbukanya peluang kerusakan pada komponen laptop bila kita tidak hati-hati menyimpannya. Sebaiknya laptop disimpan di atas cooling pad yang bersih dari debu dan digunakan dengan hati-hati. Selain itu bila laptop hendak disimpan/dibawa, kita jangan sampai lupa menutup kembali back cover yang terbuka agar komponen di dalamnya tidak rusak akibat terkena gesekan atau kemasukan benda-benda yang tajam seperti paper clip, pinsil, dll. Selain itu, frekuensi pembersihan pun harus lebih sering, karena bagian yang terbuka tentu mengundang lebih banyak debu ke dalamnya.Usahakan juga meja kerja tetap bersih dari berbagai macam debu dan kotoran, serta benda-benda kecil yang dapat nyelonong masuk ke dalam bodi laptop dan mengakibatkan kerusakan fisik.Kita pun harus sering membersihkan cooling pad dan kipas angin agar tetap berfungsi dalam kondisi optimal tanpa gangguan debu yang menempel.
Mengenai software, CoreTemp 0.0.99.5 berfungsi untuk mengetahui kondisi suhu prosesor serta melakukan soft reset/auto shutdown bila suhu prosesor mencapai batas 90 derajat celcius. Sedangkan softaware gratis Speed Fan 4.40 lebih untuk mengatur kecepatan kipas pada prosesor dan VGA Card. Speed fan juga mengukur suhu VGA Card (CoreTemp tidak) saat idle hingga full load dan menyesuaikan kondisi kecepatan kipas sesuai suhu VGA Card.
Semoga bermanfaat.
Notebook: Acer Aspire 5920 G dengan Windows 7 32 Bit. Core2Duo T7500 (2,2 ghz), RAM 2 GB, VGA Card Dedicated NVIDIA 8600 M GT.
Cooling Pad: M Disk dengan 2 kipas 2400 RPM USB Powered (seharga 130 Ribu)
Kipas angin: Sekai 6 inci 15 watt (Rp 55.000)
Software: CoreTemp 0.0.99.5, Speed Fan 4.40 (freeware).
Kondisi Overheat pada laptop lebih mungkin karena perangkat ini ukurannya kecil dan ringkas, bahkan cenderung padat. Sistem pendinginan laptop tidak bisa maksimal seperti pada komputer deskop karena keterbatasan ruangan. Sehingga tidak memungkinkan menambah sistem pendinginan ekstra seperti kipas tambahan, ice cooling atau water cooling seperti pada komputer desktop (terutama komputer dekstop yang di-overclock)
Salah satu cara populer untuk mendinginkan laptop adalah dengan menggunakan cooling pad. Cooling pad adalah alas laptop dengan satu atau dua kipas yang akan mengurangi panas yang keluar dari bagian bawah laptop. Namun bagi beberapa user, cooling pad ini tidak memuaskan. Terutama bagi user yang sering menggunakan laptop untuk aktivitas full load yang memaksa komputer bekerja sampai ambang maksimal, misalnya video editing atau game 3D. Dalam beberapa kasus lain, laptop yang sudah cukup berumur juga rentan overheat walau dalam kondisi idle. Ini dikarenakan kipas pendingin laptop tidak berfungsi dengan baik karena dipenuhi debu atau kotor.
Solusi untuk laptop yang berumur ini cukup mudah. Kita tingal membuka casing belakang laptop, lalu membersihkan komponen-komponen di dalamnya dengan menggunakan sikat yang lembut serta air blower. Penggunaan air blower yang umum digunakan untuk membersihkan kamera ini cukup efektif. Bersihkan bagian yang rentan panas, terutama kipas dan kisi-kisi pembuangan dari debu. Setelah dibersihkan lalu dengan menggunkan bantuan cooling pad maka laptop akan berjalan lancar lagi. Sebaiknya sisihkan waktu satu atau dua bulan sekali untuk membersihkan laptop, karena investasi yang mahal ini memerlukan perawatan rutin.
Solusi cooling pad ini tidak selalu memuaskan bagi user yang sering menggunakan laptopnya hingga batas maksimal. Solusi yang pernah saya coba adalah memasang cooling pad serta menggunakan kipas angin kecil yang disimpan di belakang laptop. Tentu hal ini akan merepotkan bila laptop kita sangat mobile. Tetapi bagi para user laptop yang stationer atau tidak terlalu mobile, solusi ini cukup ampuh. Udara panas yang keluar dari bagian belakang laptop akan segera didinginkan oleh kipas kecil tersebut. Solusi sederhana, walau agak ribet ini, lumayan ampuh dan murah. Bahkan bila dibandingkan dengan menggunakan cooling pad berkualitas bagus yang harganya mencapai Rp. 100.000 - 200.0000, penggunaan kipas angin lebih murah. Kipas angin kecil dengan konsumsi listrik sekitar 15 watt harganya antara Rp. 50.000 sampai Rp. 100.0000.
Tetapi solusi ini juga pada perkembangannya kembali mengalami masalah karena laptop yang sudah berumur cenderung lebih mudah overheat. Dalam beberapa kesempatan setelah bermain game Modern Warfare 2 dengan resolusi native 1280 X 800 serta setting VGA menengah, laptop saya mengalami overheat serta crash. Kemudian setting resolusi screen pada game diubah ke resolusi minimal yaitu 800 X 600 tanpa anti aliasing. Sistem kembali crash, padahal sudah menggunakan setting minimal dengan kualitas gambar yang menyakitkan mata (jaggy). Hal tersebut juga terjadi saat saya melakukan rendering dan konversi format video dari *.Avi menjadi *,m2p (dvd). Beberapa menit sebelum konversi selesai komputer mengalami overheat dan kemudian crash. Menjadi sangat menyebalkan karena konversi ini membutuhkan waktu berjam-jam, yang tentu harus diulang lagi setelah komputer crash karena file yang dihasilkan tidak dapat dipakai.
Karena latop saya sudah cukup berumur dan tidak bergaransi lagi, saya membuka tutup casing belakang (back cover). Komponen di dalamnya saya bersihkan lalu laptop diletakkan di atas cooling pad. Back cover saya lepas dengan tujuan mempermudah aliran udara panas dari dalam laptop keluar dari dalam laptop. Aliran udara panas ini keluar lalu diserap dan didinginkan oleh cooling pad di bawahnya. Untuk hasil maksimal, saya juga mengganjal bagian belakang laptop dengan potongan sendal jepit bekas setinggi lebih kurang 3 cm yang berfungsi membuat bagian belakang laptop lebih tinggi dan ada ruangan/jarak antara bagian belakang dengan cooling pad. Lalu di bagian belakang laptop saya pasang kipas angin kecil dengan kecepatan maksimal.
Setelah itu diukur menggunakan software Speed Fan 4.0 dan Core Temp 0.0.99.5, suhu prosesor pada saat idle mencapai titik terendah yakni 35 - 40 derajat celcius. Sedangkan suhu VGA card (laptop saya menggunakan VGA card dedicated 512 MB) hanya berkisar pada 50-55 derajat Celcius (Speed Fan 4.0).Sebelum back cover dibuka, dengan metode yang sama hanya diperoleh suhu idle 45-50 derajat celcius. Tetapi setelah back cover dibuka, setelah satu jam bermain game Modern Warfare 2, suhu tertinggi prosesor hanya mencapai angka 65-70 derajat celcius, sedangkan suhu VGA hanya menyentuh angka tertinggi 75-80 derajat celcius. Laptop juga tidak lagi mengalami crash padahal saya menggunakan setting native 1280 X 800 dengan anti aliasing 2X. Hal serupa terjadi saat melakukan konversi video dengan Canopus Procoder 3.0. Pada konversi ini prosesor dipaksa bekerja full load 100% selama sekitar 60-90 menit - 120 menit(untuk video sepanjang 60 menit). Video berhasil dikonversi hingga selesai tanpa crash karena overheat. Suhu prosesor hanya mencapai 65-70 derajat celcius (full load) dan suhu VGA card hanya berada maksimal di angka 65 derajat celcius.Hal ini berbeda, karena sebelum membuka casing, suhu prosesor mencapai 80-90 derajat celsius, dan VGA Card di atas 88 derajat celcius. Sistem menjadi crash saat suhu mencapai 90 - 100 derajat celcius. Suhu yang ideal untuk menggoreng telur, bukan untuk laptop kita.
Tentu saja kekurangan sistem pendingin sederhana ini adalah terbukanya peluang kerusakan pada komponen laptop bila kita tidak hati-hati menyimpannya. Sebaiknya laptop disimpan di atas cooling pad yang bersih dari debu dan digunakan dengan hati-hati. Selain itu bila laptop hendak disimpan/dibawa, kita jangan sampai lupa menutup kembali back cover yang terbuka agar komponen di dalamnya tidak rusak akibat terkena gesekan atau kemasukan benda-benda yang tajam seperti paper clip, pinsil, dll. Selain itu, frekuensi pembersihan pun harus lebih sering, karena bagian yang terbuka tentu mengundang lebih banyak debu ke dalamnya.Usahakan juga meja kerja tetap bersih dari berbagai macam debu dan kotoran, serta benda-benda kecil yang dapat nyelonong masuk ke dalam bodi laptop dan mengakibatkan kerusakan fisik.Kita pun harus sering membersihkan cooling pad dan kipas angin agar tetap berfungsi dalam kondisi optimal tanpa gangguan debu yang menempel.
Mengenai software, CoreTemp 0.0.99.5 berfungsi untuk mengetahui kondisi suhu prosesor serta melakukan soft reset/auto shutdown bila suhu prosesor mencapai batas 90 derajat celcius. Sedangkan softaware gratis Speed Fan 4.40 lebih untuk mengatur kecepatan kipas pada prosesor dan VGA Card. Speed fan juga mengukur suhu VGA Card (CoreTemp tidak) saat idle hingga full load dan menyesuaikan kondisi kecepatan kipas sesuai suhu VGA Card.
Semoga bermanfaat.
Notebook: Acer Aspire 5920 G dengan Windows 7 32 Bit. Core2Duo T7500 (2,2 ghz), RAM 2 GB, VGA Card Dedicated NVIDIA 8600 M GT.
Cooling Pad: M Disk dengan 2 kipas 2400 RPM USB Powered (seharga 130 Ribu)
Kipas angin: Sekai 6 inci 15 watt (Rp 55.000)
Software: CoreTemp 0.0.99.5, Speed Fan 4.40 (freeware).
Solusi Meredam Overheat Pada Laptop (Foto)
http://6ix2o9ine.blogspot.com
Kondisi CPU idle setelah menggunakan metode pendinginan Kipas Angin + Buka Back Cover. Angka merah adalah suhu prosesor idle, angka biru adalah suhu GPU/VGA idle. |
Kondisi CPU idle kondisi normal/tanpa pendinginan. Perhatikan pada kondisi idle prosesor dan GPU/VGA, 7 derajat lebih panas dibanding kondisi buka back cover. |
Pemasangan kipas di balik laptop. Kipas diarahkan ke arah pembuangan panas. |
Ganjal peninggi/extender setinggi 3 cm untuk membuat ruang lebih luas antara bodi laptop dengan cooling pad. |
Inilah kondisi peranti pendingin ekstra tanpa laptop. Cooling pad dengan dari dua kipas dengan bahan dasar logam, ganjal karet dari sendal jepit bekas/matras karet, serta kipas angin kecil.. |
Bagian bawah laptop dalam kondisi utuh. |
Buka back cover dengan hati-hati. Simpan mur di tempat aman jangan sampai hilang. |
Seluruh sistem pendinginan laptop berpusat pada kipas ini. Selain bertugas mendinginkan prosesor, juga untuk mendinginkan seluruh bagian laptop, termasuk panas yang keluar dari GPU/VGA. |
Bersihkan kipas dari debu dengan menggunakan air blower. Bersihkan pula lubang-lubang pembuangan udara panas di bagian lain. |
Komponen heat spreader bawaan laptop. Bersama kipas, komponen ini mendinginkan udara panas laptop. Bagian memanjang berwarna marah tembaga adalah penghantar panas dari prosesor atau GPU (?). |
5.03.2010
PERSIB
http://6ix2o9ine.blogspot.com
Ieu mah carita teh aya patula-patalina jeung Persib Bandung. Najan kajadianana geus lila pisan, jaman kompetisi anyar pindah ka Liga Indonesia.
Harita teh taun 1998. Kuring masih kuliah. Ari karesep teh harita kana nulis sajak. Meureun keur mah lingkungan kuring hirup di antara peminat sastra, katurug-turug sakola oge ngeunaan sastra. Lian ti eta, sajak kungsi jadi ekspresi estetis kuring ngeunaan pulitik di lemah cai di taun 1998 nu keur genting--gentingna. Jadi we nulis sajak teh bagean tina hirup kuring harita. Sabenerna aya hiji alesan deui naha kuring bet remen nulis sajak, nyaeta alantaran keur ticengklak hate. Apanan cenah nulis sajak mah bakal leuwih daria mun keur gandrung asmara atawa keur hate ngoceak.
Di antara loba panyajak, kuring resep pisan ka sajak-sajakna Kang Toto ST. Radik. Dumeh, sajak-sajakna dipikawanoh dina carpon Balada si Roy (Gola Gong) nu dibaca mangsa kuring SMA keneh. Oge lantaran sajak-sajak Kang Toto teh meni plastis, asa bisaan pisan marigelkeun kecap jeung ma'na.
Alatan ku resep tea, kuring harita nyiar alamatna. Nya meunang pisan ti kang Bambang Q. Anees, koleha-na kang Toto sasama urang Serang (mun teu salah mah aktivis di LiSt, Serang). Berengbeng we harita teh leos ka Serang Banten. ka Panancangan, ka bumina kang Toto. Barang tepi teh harita kang Toto keur suwung. Masih keneh di lapangan, da harita mah kang Toto teh masih dines di BKKBN Banten minangka PNS tenaga penyuluh.
Teuing sabaraha lila, panggih we jeung kang Toto. Bari sanduk-sanduk menta hampura alatan teu ngabejaan ti anggangna. Bubuhan harita mah internet jeung hape acan usum. Iwal ti jang nu kaya jeung aktivis we harita mah. Alhamdulillah, kang Toto teu nganaha-naha. Nya ti dinya uplek we ngobrol tepi ka peuting.
Meh bada isya, kuring dianter ka kosan sobat kuring, Ceu Yos. Harita teh Yos geus gawe di Serang da sakolana geus beres. Teuing harita ngobrol naon di imah Yos, ngan nu kuring inget basa rek balik, Yos ngeupeulan duit. "Jang roko" cenah. Harita kuring masih keneh nyandu roko. Teu talangke, diasupkeun we kana pesak duit teh. Lumayan. Keur mah emang duit kuring ge kari saongkoseun pisan ka Bandung.
Memeh balik kang Toto kungsi ngajak dahar heula. Poho deui di mana, ngan harita teh diajak dahar Sate Bandeng, kadahareun has Serang, nu sumpah, tepi ka poe ieu masih inget keneh wae rasana nu gurih tur pelem. Bari dahar teh angger ngobrolkeun su'al sastra, Balada Si Roy, tepi ka proses kreatif kang Toto. Obrolan uplek tepi ka tengah peuting dibarung ku manggelas-gelas cikopi jeung roko.
Lantaran isukanana kuring kudu aya di Jatinangor, nya peuting eta keneh kuring amitan. rek tuluy balik. Kang Toto teu kungsi nganteur ka terminal, ngan ongkos angkot mah dipangmayarkeun. Tepi ka terminal Ciceri, kuring laha-loho neangan beus jurusan Bandung.
Teuing lantaran ku geus tunduh teuing emang caliwera, harita kuring nempo dina kaca hareup beus teh aya stiker badag tulisan PERSIB. "Ah, pasti ieu beus ka Bandung", cekeng teh. Kalacat we naek beus. Diuk teh di tukang da ngarah bisa ngaroko.
Teu lila beus teh maju ngageuleuyeung. Kuring ngadon reup sare da tunduh balas kurang sare sababaraha poe samemehna. Sabot keur ngeunah-ngeunah peureum, di palebah tol, kuring dihudangkeun ku kondektur. "Ongkosna A", cenah.
Song we duit ku kuring diasongkeun, "Ka Bandung Kang. Di Kebon Kalapa gugahkeun nya", cek kuring bari humandeuar. Tunduh keneh.
Ti dinya si kondektur ngaheneg, "Ka Kebon Kalapa?"
"Enya"
"Tapi Kang da ieu mah beus anu jurusan ka Cirebon!"
Cirebon? Cilaka dua belas!! Paingan sabot lilir heran, naha beus teh lempeng wae siga teu kaluar ti tol. Teu asup wae ka Puncak atawa Cianjur. Horeng beus nu nerapkeun tulisan PERSIB teh jurusan...Cirebon! Paingan we malipir make jalur Pantura.
Sajajalan tepi ka Cirebon kuring teu bisa sare, antara hayang seuri ku polah sorangan, oge lantaran gegebegan sieun ongkos kurang. Untung harita dikeupeulan ku Yos, Jadi barang tepi ka Cirebon, kuring bisa nyambung deui beus nu ka Jatinangor.
Duh, gara-gara PERSIB!!!
Ieu mah carita teh aya patula-patalina jeung Persib Bandung. Najan kajadianana geus lila pisan, jaman kompetisi anyar pindah ka Liga Indonesia.
Harita teh taun 1998. Kuring masih kuliah. Ari karesep teh harita kana nulis sajak. Meureun keur mah lingkungan kuring hirup di antara peminat sastra, katurug-turug sakola oge ngeunaan sastra. Lian ti eta, sajak kungsi jadi ekspresi estetis kuring ngeunaan pulitik di lemah cai di taun 1998 nu keur genting--gentingna. Jadi we nulis sajak teh bagean tina hirup kuring harita. Sabenerna aya hiji alesan deui naha kuring bet remen nulis sajak, nyaeta alantaran keur ticengklak hate. Apanan cenah nulis sajak mah bakal leuwih daria mun keur gandrung asmara atawa keur hate ngoceak.
Di antara loba panyajak, kuring resep pisan ka sajak-sajakna Kang Toto ST. Radik. Dumeh, sajak-sajakna dipikawanoh dina carpon Balada si Roy (Gola Gong) nu dibaca mangsa kuring SMA keneh. Oge lantaran sajak-sajak Kang Toto teh meni plastis, asa bisaan pisan marigelkeun kecap jeung ma'na.
Alatan ku resep tea, kuring harita nyiar alamatna. Nya meunang pisan ti kang Bambang Q. Anees, koleha-na kang Toto sasama urang Serang (mun teu salah mah aktivis di LiSt, Serang). Berengbeng we harita teh leos ka Serang Banten. ka Panancangan, ka bumina kang Toto. Barang tepi teh harita kang Toto keur suwung. Masih keneh di lapangan, da harita mah kang Toto teh masih dines di BKKBN Banten minangka PNS tenaga penyuluh.
Teuing sabaraha lila, panggih we jeung kang Toto. Bari sanduk-sanduk menta hampura alatan teu ngabejaan ti anggangna. Bubuhan harita mah internet jeung hape acan usum. Iwal ti jang nu kaya jeung aktivis we harita mah. Alhamdulillah, kang Toto teu nganaha-naha. Nya ti dinya uplek we ngobrol tepi ka peuting.
Meh bada isya, kuring dianter ka kosan sobat kuring, Ceu Yos. Harita teh Yos geus gawe di Serang da sakolana geus beres. Teuing harita ngobrol naon di imah Yos, ngan nu kuring inget basa rek balik, Yos ngeupeulan duit. "Jang roko" cenah. Harita kuring masih keneh nyandu roko. Teu talangke, diasupkeun we kana pesak duit teh. Lumayan. Keur mah emang duit kuring ge kari saongkoseun pisan ka Bandung.
Memeh balik kang Toto kungsi ngajak dahar heula. Poho deui di mana, ngan harita teh diajak dahar Sate Bandeng, kadahareun has Serang, nu sumpah, tepi ka poe ieu masih inget keneh wae rasana nu gurih tur pelem. Bari dahar teh angger ngobrolkeun su'al sastra, Balada Si Roy, tepi ka proses kreatif kang Toto. Obrolan uplek tepi ka tengah peuting dibarung ku manggelas-gelas cikopi jeung roko.
Lantaran isukanana kuring kudu aya di Jatinangor, nya peuting eta keneh kuring amitan. rek tuluy balik. Kang Toto teu kungsi nganteur ka terminal, ngan ongkos angkot mah dipangmayarkeun. Tepi ka terminal Ciceri, kuring laha-loho neangan beus jurusan Bandung.
Teuing lantaran ku geus tunduh teuing emang caliwera, harita kuring nempo dina kaca hareup beus teh aya stiker badag tulisan PERSIB. "Ah, pasti ieu beus ka Bandung", cekeng teh. Kalacat we naek beus. Diuk teh di tukang da ngarah bisa ngaroko.
Teu lila beus teh maju ngageuleuyeung. Kuring ngadon reup sare da tunduh balas kurang sare sababaraha poe samemehna. Sabot keur ngeunah-ngeunah peureum, di palebah tol, kuring dihudangkeun ku kondektur. "Ongkosna A", cenah.
Song we duit ku kuring diasongkeun, "Ka Bandung Kang. Di Kebon Kalapa gugahkeun nya", cek kuring bari humandeuar. Tunduh keneh.
Ti dinya si kondektur ngaheneg, "Ka Kebon Kalapa?"
"Enya"
"Tapi Kang da ieu mah beus anu jurusan ka Cirebon!"
Cirebon? Cilaka dua belas!! Paingan sabot lilir heran, naha beus teh lempeng wae siga teu kaluar ti tol. Teu asup wae ka Puncak atawa Cianjur. Horeng beus nu nerapkeun tulisan PERSIB teh jurusan...Cirebon! Paingan we malipir make jalur Pantura.
Sajajalan tepi ka Cirebon kuring teu bisa sare, antara hayang seuri ku polah sorangan, oge lantaran gegebegan sieun ongkos kurang. Untung harita dikeupeulan ku Yos, Jadi barang tepi ka Cirebon, kuring bisa nyambung deui beus nu ka Jatinangor.
Duh, gara-gara PERSIB!!!