12.27.2023

PERSIB DAN TAHUN LAHIR


Bagi saya, para peneliti sejarah Persib pimpinan Prof. Kunto dari FIB Unpad tidak salah. Justru membuka benang merah bagaimana sejarah sepak bola di Bandung berdasarkan catatan sejarah sejaman di masa itu (rekaman media massa/koran).

Permasalahan kemudian adalah bagaimana kemudian user penelitian itu, dalam hal ini, PT. PBB mengambil hasil rekomendasi yang disampaikan para peneliti.

Dalam executive summary yang saya dapatkan, para peneliti memberi 5 rekomendasi waktu, yakni:

1. 11 Juli 1914

2. 5 Januari 1919

3. 19 Mei 1923

4. 22 Oktober 1928

5. 18 Maret 1934

Tidak ada satu pun catatan sejarah yang merujuk pada tanggal 14 Maret 1933.

PT. PBB pun sebagai user nampaknya mengambil rekomendasi kedua, yakni 5 Januari 1919. Asumsi PT PBB memilih rekomendasi itu adalah Persib dianggap sebagai pendiri PSSI pada 11 April 1930.

"Logikanya, kata Kunto, sebagai salah satu pendiri PSSI, Persib seharusnya lahir terlebih dulu dari yang dilahirkannya.

Kunto juga menjelaskan, di antara lima titimangsa (asal usul) yang ditemukan oleh tim peneliti, tanggal 5 Januari 1919 merupakan hasil interpretasi yang paling logis karena didukung oleh fakta sejarah yang kuat (primer). " (Bola. com 18 Desember 2023).

Namun executive summary juga memberi catatan bila pada 5 Januari 1919 itu adalah pembentukan BIVB atau Bandung Inlandsch Voetbal Bond, bukan Persib.

Justru pada rekomendasi ke-5, 18 Maret 1934 lebih masuk akal, karena disebutkan pada pemberitaan di Sipatahoenan dengan judul "BIVB+NIVB = PERSIB."

Hal ini juga pernah disampaikan Atep Kurnia, penulis buku "Maenbal: Sejarah Sepak Bola Bandung (2022)" sebagai berikut:

"Saya pikir, dengan adanya fakta-fakta dari kedua tulisan dalam Sipatahoenan edisi 19 Maret 1934 di atas, tanggal 14 Maret 1933 sebagai titimangsa hari ulang tahun (HUT) Persib yang selama ini diperingati mesti digugurkan dan diganti dengan 18 Maret 1934. Karena jelas, untuk 14 Maret 1933 tidak ada bukti yang memperkuatnya, sementara untuk tanggal 18 Maret 1934 takkan terbantahkan lagi faktanya. 

Hal lainnya, di balik fusi tersebut ada jasa besar Hoesijn Kartasasmita dari NVB yang sebelumnya punya inisiatif untuk menyatukan dua bond sepak bola di Bandung yang hubungannya “putus-sambung” antara 1932 hingga 1933. Meskipun yang akhirnya terpilih sebagai ketua Persib pertama adalah Anwar (St. Pamoentjak) dari PSIB dan Hoesijn sebagai wakil ketua," tulis Atep seperti dimuat di AyoBandung.com 29 Agustus 2022.

Sedangkan Anggalarang, admin @historyofpersib di X, dalam buku elektroniknya "BOEKOE POETIH, PELURUSAN SEJARAH PERSIB BANDUNG" (2023) menulis bila nama Persib akhirnya memang benar-benar mulai digunakan, seperti yang ditulis dalam pemberitaan Sipatahoenan di tanggal 16 April 1934. 

"Karena ketidakpastian ini, maka saya hanya menulis angka tahun 1934 sebagai lahirnya Persib. Jika ada yang mengatakan 18 Maret, boleh-boleh saja. Begitu juga dengan tanggal 25 Maret atau awal April, walaupun belum ditemukan buktinya. Yang pasti bukan tanggal 14 Maret 1933," tulis Anggalarang.

Jadi, jelas 5 Januari 1919 seperti yang diambil PT PBB dari rekomendasi penelitian itu, menurut saya, terlalu jauh. Terlalu memaksakan diri agar cocok dengan logika 'pendiri PSSI'. Walau demikian, tentu saja, seperti halnya sifat sejarah yang cair, yang selalu mengundang diskusi dan interpretasi, apapun hasil riset ini patut diapresiasi. 

Karena memang seharusnya seperti itu di mana manajemen klub juga berperan aktif menyusuri jejak sejarah klubnya. Karena baru kali ini PT. PBB meminta 'fatwa' dari tim peneliti Sejarah dengan reputasi yang tidak diragukan dan teruji.

Bila kemudian menjadi isu liar seperti dualisme Persib atau apapun, tentu saja tetap menarik untuk diikuti. Karena jangan sampai hasil penelitian ini malah menimbulkan semangat dualisme kepemilikan Persib. 

Dan mari kita tunggu hasil diskusi selanjutnya. Apakah akan ada perubahan lagi, mengingat Teddy Tjahjono terlalu gegabah mengambil hasil rekomendasi. Tetapi yang jelas, bukan 14 Maret 1933

Karena menurut Anggalarang, 14 Maret 1933 tidak memiliki landasan resmi. "Satu-satunya keterangan yang menyebutkan bahwa Persib lahir di 14 Maret 1933 adalah berdasarkan keterangan R. Ibrahim Iskandar di “Pasang Surut 40 Tahun Persib” yang dirilis tahun 1973 atau 2 tahun sebelum beliau meninggal dunia."

"Sebenarnya catatan yang lebih tua mengenai “teori 1933” tertulis di koran Preangerbode tanggal 24 Juli 1953, masih dari informasi Ibrahim Iskandar, hanya saja dalam artikel tersebut hanya menyebutkan tahunnya saja tanpa tanggal dan bulan."

Ricky N. Sastramihardja 

27122023

12.12.2023

🔻ACTION CAM, 'SENJATA' BERBAHAYA MUJAHIDIN PALESTINA🔻


📸Tangkapan layar video hasil rekaman action cam yang dipasang di dada dengan chest strap

Action cam, menjadi salah satu 'senjata' para Mujahidin di Gaza, Palestina. Action cam yang beratnya tidak lebih dari 100 gr (termasuk housing waterproof/underwater), menjadi alat rekam aksi-aksi para mujahidin.

Bila biasanya kita menyaksikan para atlet 'extreme game' menggunakan action cam untuk merekam aksi akrobatik ekstrim di atas skateboard, BMX, MTB, trail, base jumper, dll. Tapi di penghujung 2023 aksi yang direkam lebih ekstrim: meledakkan tank.

Kelebihannya selain ringan, action cam ini memiliki banyak aksesoris yang bisa digunakan. Mulai body strap, chest strap, head strap, hingga underwater housing. Action cam ini bisa dipasang di banyak tempat, termasuk dipasang di drone, dijadikan dash cam mobil, atau dipasang di stang motor. 

Lensanya yang super wide hingga mencakup 170° membuat cakupan pandang yang super luas walau mengorbankan garis-garis lurus menjadi cembung atau cekung, atau melengkung. 

Dilihat dari kualitas gambar dan warna, action cam yang dipakai para mujahidin nampaknya dari berbagai merk. Mulai yang kelas murah buatan Cina hingga sekelas Go Pro yang sejak awal mempopulerkan kamera ini.

Selain menggunakan action cam, tentu saja sebagian gambar direkam menggunakan ponsel. Kamera ponsel umumnya dipakai untuk merekam aksi dalam sudut pandang orang ke tiga (3rd person), sedangkan action cam umumnya dipakai untuk merekam aksi dari sudut pandang orang pertama (1st person). Dalam berbagai rekaman yang disebar, setiap aksi setidaknya direkam dua kamera: action cam dan kamera ponsel/kamera biasa.

Yang menarik adalah membayangkan saat para mujahidin 'setor gambar' ke komandannya masing-masing dengan menggunakan SD/TF card. Mesin propaganda yang tak kalah penting adalah para video editor. Bagaimana mereka mengambil data dari setiap mujahidin, menyimpannya, mengeditnya, dan lalu mengunggahnya kepada publik melalui media sosial. 

Bila dilihat dari hasil editingnya, besar kemungkinan editing dilakukan menggunakan laptop. Terutama untuk mengimbuhkan tanda segitiga merah yang menjadi ciri khas Mujahidin dan membuat sorotan/highlight sasaran yang akan dihantam oleh RPG 7 berpeluru roket Al Yaasin 105.

Propaganda para mujahidin ini tentu saja sangat berhasil untuk menarik simpati dunia. Menunjukkan pada dunia keberanian mereka di medan tempur hanya bersenjatakan artileri ringan melawan artileri berat seperti tank merkava, APC, dan lain sebagainya.

Sebagai catatan, action cam atau helmet cam mulai lazim digunakan oleh militer di seluruh dunia. Tentu dengan tujuan bermacam-macam, tidak sekedar merekam. Mungkin ada juga yang digunakan untuk streaming dari combatan di medan tempur sebagai pengganti mata bagi para jendral di markas besar saat mengatur strategi.

Action cam ini juga membuka mata dunia, betapa cerdasnya para petinggi militer mujahidin dalam mengatur taktik. Rekaman yang disebar juga dipastikan membuat tentara Isarel ketar-ketir. Bayangkan zero distance combat alias point blank, bertempur dengan jarak super dekat alias nol meter. 

Mujahidin Gaza dengan berani meledakkan sebuah tank canggih, Merkava III/ IV, tanpa terdeteksi oleh sensor-sensor canggih dan kamera 360 yang merupakan bagian penginderaan tank.

Di Gaza, action cam sudah mencapai titik level aksi paling ekstrem yang bisa kita lihat. Lupakan action cam yang dipasang di motor/mobil Travis Pastrana, atau dashboard mobilnya Fitra Eri atau Ridwan HR. Action cam di tangan mujahidin Gaza, adalah senjata mematikan yang menghancurkan mesin propaganda jutaan dolar Israel: hasbara.

Ricky N. Sastramihardja




12.11.2023

NUSIYA MULYA, RAJA PAJAJARAN TERAHIR

 


Lukisan Ilustrasi Penyerahan Sanghyang Binokasih, Koleksi Museum Geusan Ulun Sumedang


Undang A. Darsa, Filologi Unpad

Prabu Ragamulya Suryakancana alias Prabu Pucuk Umun Pulasari alias Nusiya Mulya, selama 12 tahun (1567-1579 M) sebagai Raja Pajajaran terakhir karena pada tahun 1579 M, Kerajaan Pajajaran lenyap ke dalam Kesultanan Banten dan Cirebon.

Tampuk kekuasaan Kerajaan Sunda Pajajaran setelah Sang Prabu Nilakendra wafat, digantikan puteranya, Prabu Ragamulya Suryakancana alias Nusiya Mulya. Berdasarkan riwayat yang tertuang dalam Kropak 406, semasa pemerintahannya, Prabu Ragamulya Suryakancana tidak tinggal di ibukota Pakwan Pajajaran, tetapi di Pulasari (wilayah Pandeglang sekarang). Itulah sebabnya, ia lebih dikenal dengan sebutan Pucuk Umun Pulasari. Ia memilih tinggal di lereng gunung Pulasari sehingga di sanalah ibukota Kerajaan Sunda Pajajaran ditempatkan sebagai pusat pemerintahan yang baru. 

Prabu Ragamulya Suryakancana ketika menjadi raja Sunda Pajajaran sudah tidak lagi mengenakan mahkota Binokasih yang sudah turun temurun dipakai semenjak penobatan Prabu Niskalawastu Kancana. Mahkota itu diamankan oleh panglima perang Jayaprakosa beserta tiga pembesar lainnya dibawa mengungsi ke Sumedanglarang. Kelak, mahkota tersebut dikenakan saat penobatan Pangeran Angkawijaya dilantik menjadi Prabu Geusan Ulun yang dikukuhkan sebagai Narendra Sumedanglarang. 

Oleh karena itulah, Prabu Ragamulya Suryakancana terkesan tidak membuat babak baru untuk membangun Kerajaan Pajajaran. la hanya berlindung guna mempertahankan kehidupannya di salah satu kerajaan wilayah bawahannya. Ia justeru pergi ke arah barat, ke daerah yang sebenarnya lebih mendekati sarang saingannya. Diduga, Pucuk Umun Pulasari tidak lagi memposisikan dirinya sebagai raja pemimpin pemerintahan. la hanya berkeinginan menjadi rajaresi sambil merenungi suasana: bagaikan bulan menjelang tenggelam dan matahari menjelang terbenam, siang terdesak malam, habis musim tuntas garapan. Semua atribut kebesaran kerajaan sudah ditanggalkan. 

la hanya seorang "raja pendeta" bersahaja yang meninggalkan urusan duniawi. Mungkin ia pergi ke Pulasari hanya berdasarkan getaran "panggilan masa silam",  bahwa di sanalah tempat untuk menanggalkan raga, dan di Pulasari pula danghyang Sunda wiwitan (keagungan Sunda sejati) tersimpan, tempat mencari keutamaan jatidiri Sunda sesungguhnya. Itulah sebabnya Prabu Ragamulya Suryakancana mendapat nama sebutan Nusyia Mulya (manusia yang mulia). 

Nusyia Mulya bersama pembesar dan para pengikutnya yang setia hanya berusaha mempertahankan diri, menangkis serangan laskar Surasowan Wahanten dan Pakungwati Cirebon hingga Pajajaran napak uga (tiba saat berakhir). Benda-benda berharga simbol kejayaan Kerajaan di purasaba Pakwan Pajajaran diterlantarkan. Berdasakan bukti peninggalan yang ada, laskar Muslim seuweu-siwi (anak-cucu) Siliwangi itu tampaknya tidak menggangu "tempat keramat" di dalam kota Pakwan Pajajaran. 

Ini terbukti masih tersisanya prasasti Batutulis Bogor, termasuk kepala patung Ki Purwagalih yang ditanggalkan. Watugilang Sriman Sriwacana (batu singgasana tempat penobatan raja-raja) dipindahkan ke Kesultanan Banten oleh Panembahan Maulana Yusuf. Dengan demikian, Banten telah mewarisi salah satu panji-panji kebesaran Pajajaran, di samping Sumedanglarang yang mendapatkan Mahkota Binokasih lambang keagungan Pajajaran, sedangkan sebagian barang-barang berharga dari Keraton Pakwan Pajajaran diselamatkan ke Cirebon. 

Pucuk Umun Pulasari belum tentu mengetahui riwayat di ujung barat Tatar Sunda tentang Aki Tirem alias Sang Aki Luhur Mulya yang menjabat sistem bernafaskan kepanghuluan (penguasa) masyarakat Sunda berhembus terakhir kalinya. Namun, di sanalah pula terbentuk irama sistem kerajaan berawal dari bumi Pulasari Pandeglang. Setelah riwayatnya mengalami pasang surut selama kurang-lebih 1450 tahun, akhirnya berpusara di tempat terbitnya. 

Sebagian penduduk ibukota Pajajaran yang tersisa mengungsi ke arah selatan, di daerah Cisolok dan Bayah. Sampai sekarang, keturunannya menjadi komunitas kaum adat Kampung Ciptagelar. Menurut riwayat leluhurnya, mereka meninggalkan Pakwan Pajajaran ketika kota itu diserang laskar Surasowan Wahanten. Jejak peristiwa itu secara samar samar dikisahkan Ki Baju Rambeng, dalam cerita Pantun Bogor. Sebagian kelompok kecil lainnya yang bernasib baik menyelamatkan diri ke Pegunungan Kendeng di Banten Selatan, bergabung bersarna masyarakat "Sunda Wiwitan" di Mandala Kanekes. Di sanalah sesungguhnya "Tanah Suci" religi Sunda tempat tapa di buana, satu satunya pilihan untuk menemukan ketentraman hidup yang hakiki bagi mereka. 

Pucuk Umun Pulasari menjadi penguasa Kerajaan Sunda Pajajaran selama 12 tahun (1567-1579 Masehi), sedangkan Panembahan Yusuf menjadi penguasa Surasowan Wahanten selama 10 tahun (1570-1580 Masehi). Pajajaran sirna ing bhumi ing ekadaci cuklapaksa Wesakhamasa saharsa limangatus punjul siki ikang cakakala (Pajajaran sirna dari muka bumi tanggal 11 bagian terang bulan Wesaka tahun 1501 Saka). Peristiwa tersebut bertepatan dengan tanggal 11 Rabiul`awal 987 Hijriah, atau tanggal 8 Mei 1579 Masehi.

disalin dari Facebook Dr. Undang A. Darsa