3.30.2023

CURRENT CIRCUMSTANCES-NYA FIFA

 


Bagaimana bisa FIFA mempercayakan event besarnya pada Indonesia yang tidak becus mengelola keamanan sebuah gelaran sepak bola?

Selepas tragedi Kanjuruhan bulan Oktober 2022 silam, tidak ada perbaikan sistem keamanan secara menyeluruh dan komprehensif. Malah banyak terjadi pertandingan usiran dan tanpa penonton. 

Padahal sebagai bentuk transformasi yang disyaratkan FIFA, menurut hemat saya pertandingan liga lokal bisa digunakan sebagai sarana simulasi keamanan jelang Pildun U-20.

Soal respons Indonesia terhadap Israel, sepertinya juga sudah FIFA perkirakan. Karena Israel lolos kualifikasi bulan Juni 2022 silam. FIFA, jelas berstandar ganda, kita tahu itu.

Bila kemudian penolakan terhadap Israel baru meriah di dua bulan jelang pelaksanaan, anggap saja itu sebagai serangan di menit akhir pertandingan. Kegolan di menit-menit injury time pasti bikin nyesek dan enggak setiap pihak bisa menerima dengan lapang dada.

Penolakan tidak hanya dilakukan netizen dan aktivis ANTI ISRAEL saja, tetapi oleh ormas, dan partai politik dengan alasan berpedoman pada konstitusi. Lagi-lagi dalam opini saya, bergabungnya mereka (ormas, parpol, tokoh masyarakat) bagaikan super sub yang mengubah permainan di menit-menit akhir dan banyak menciptakan peluang berbahaya di depan gawang.

Pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023, adalah pertamakalinya sepanjang sejarah. Itu adalah gol menit akhir pertandingan yang tak sempat dibalaskan saat wasit meniup peluit panjang tanda permainan usai.

Meminjam dugaan yang tayang di akun Twitter Fahmi Agustian, diduga FIFA memang dengan sengaja menyimpan Tragedi Kanjuruhan sebagai kartu truf. FIFA sudah memprediksi kehadiran Israel bakalan ditolak sedangkan FIFA sendiri enggak punya power untuk mencoret Israel. Padahal, di Pildun 2022 Qatar, FIFA berani mencoret Rusia sejak babak kualifikasi.

Itulah 'current circumstances' yang disiratkan dalam press release FIFA 29 Maret 2023 yang menyatakan pembatalan Indonesia sebagai tuan rumah Pildun U-20. 

Bila sudah seperti ini, mari kita adukan saja pada angin. Angin yang sama seperti angin yang divonis oleh hakim PN Surabaya sebagai pelaku pembunuhan 135 nyawa di Stadion Kanjuruhan Malang.

Ricky N. Sastramihardja

No comments: