Jabal Uhud. Di tempat ini pernah terjadi pertempuran antara kaum Muslimin di Madinah dengan kaum Quraisy Mekkah. Terjadi di tahun ke-3 hijriah, tepatnya 7 Syawal 3 H/23 Maret 625 M. Pada pertempuran ini umat Islam yang dipimpin oleh Nabi SAW mengalami kekalahan.
Di tempat ini juga ada pemakaman 70 orang sahabat yang syahid pada pertempuran ini.
Kisah Perang Uhud ini terdokumentasi dengan terperinci sampai sekarang setelah 1400 tahun lebih lamanya. Kekuatan ingatan orang Arab membuat kisah ini tetap terverifikasi kebenarannya hingga sekarang. Tidak hanya lisan tetapi sudah terdokumentasi dalam berbagai naskah tulisan.
Kita bandingkan dengan Perang Bubat antara Majapahit dan Kerajaan Sunda di tahun 1357 M atau 668 tahun lalu. Perang Bubat ini disebutkan terbatas hanya di beberapa naskah kuno. Salahsatunya naskah Carita Parahiangan yang diperkirakan ditulis di akhir abad ke-16.
Perang Bubat ini sampai sekarang menuai pro dan kontra. Sebagian menganggapnya benar terjadi, sebagian menganggapnya dusta. Banyak juga yang skeptis, dan tidak ambil pusing dengan alasan demi keutuhan NKRI.
Menariknya, di tengah pro kontra kisah sejarah ini, ada sekelompok masyarakat fasis yang menganggap dia dan leluhurnya adalah orang-orang hebat. Saking hebatnya, sekelompok fasis yang sering disebut kaum rahayu ini semakin terang-terangan menghina Kaum Muslimin di Indonesia, juga menghina orang Arab.
![]() |
Pemakaman 70 syuhada Uhud |
Heran saja mengaku lebih hebat dari orang Arab, mengakui ajaran agama leluhurnya lebih benar daripada Islam, tetapi buta akan sejarahnya sendiri yang berjarak hanya 668 tahun. Sedangkan tradisi Islam, mengingat setiap detail peristiwa sejarah agamanya lengkap dengan nama, tahun, tempat dan perincian-perincian lainnya yang sulit dibandingkan dengan sejarah Nusantara dalam kurun waktu yang sama.
Ah jangankan Perang Bubat yang terjadi hampir 7 abad silam, sejarah Persib Bandung yang terjadi di dunia yang sudah tertulis, pun ternyata 'gelap'.
Paling lama sejarah Persib itu dimulai 106 tahun lalu (1919, versi PT. PBB) atau 1933 (versi tradisi historikal-lisan), atau 1934 (versi naskah akademis sumber tertulis satu-satunya).
Bagaimana bisa kaum rahayu ini mengaku diri bangsa Nusantara adalah bangsa yang hebat bila ternyata kita hanyalah bangsa amnesia yang mudah lupa dan abai peristiwa sejarah?
Bandung, 12 April 2025/13 Syawal 1446H
Ricky N. Sastramihardja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar