Sholat qiyamul lail di sini itu 10 rokaat untuk taraweh (20.30 - 22.00). Dilanjut tahajud berjamaah 10 rokaat dan 3 rokaat witir (bisa 2+1, bisa langsung 3).
Selain jamaah umroh, warga Mekkah dan warga KSA berbondong-bondong sholat berjamaah walau luber hingga ke jalan raya karena tidak mungkin semua tertampung di Masjidil Haram.
Berjamaah sholat dengan jutaan muslim dari berbagai penjuru dunia itu sungguh luar biasa.
Enggak ada yang 'berantem' soal jumlah taraweh, apalagi bila dijumlah-jamleh jadi 23 rokaat. Persis seperti yang dilakukan banyak umat Islam di Indonesia.
Dalam riwayat Rosullulloh tidak mewajibkan taraweh berjamaah. Tetapi di Mekkah, taraweh dan tahajud dilakukan berjamaah.
Aneh aja di lingkungan kita di Indonesia ada yang mendebat soal taraweh dan tahajud berjamaah ini. Di Mekkah aja di bulan ramadhan, amal-amalan sunat dilakukan berjamaah kok, di Indonesia malah jadi bahan debat kusir dengan berbagai macam dalih.
Beberapa kali di dalam qunut Imam sholat bersholawat dengan menyebut nama Sayiddina Muhammad. Sedangkan di Indonesia, ada juga kelompok yang bilang 'tidak kaci' bila menyebut nama Sayiddina Muhammad.
Banyak pula jamaah yang isbal, gulung celana, atau gulung lengan baju agar lebih nyaman. Kalau dari perawakan dan bahasanya mereka orang Arab. Tapi tidak dibid'ah-bidah'kan oleh jamaah lain. Enggak kayak di onoh yang soal celana aja bisa berantem berabad lamanya 😅
Ricky N. Sastramihardja
Semula ditulis di akun pribadi di Facebook 28 Maret 2025
Tidak ada komentar:
Posting Komentar