4.20.2016

PEMBEKUAN PSSI, SEMOGA MENPORA TIDAK MASUK ANGIN



Keseriusan Menpora Imam Nahrawi untuk mereformasi PSSI hingga hari ini masih harus diuji. Tidak cukup dengan hanya membekukan PSSI, Menpora juga memerintahkan ketua KOI, Rita Subowo untuk melobi FIFA.

Belum selesai sampai di situ, Menpora juga telah mengirim surat resmi kepada Mabes Polri untuk melarang pelaksanaan Liga Indonesia. Imbasnya, pertandingan antara Persipura vs Persija di Jayapura pada tanggal25 April 2015 sudah barang tentu batal.

Pesan Menpora untuk membenahi PSSI ini cukup kuat dan tentunya harus didukung insan sepakbola serta pecinta sepakbola Indonesia. Bagaimana kita kemudian menjadi saksi betapa merindunya kita akan prestasi sepakbola nasional yang tak kunjung tiba.

Pembekuan PSSI oleh negara, lepas dari masalah adanya penilaian bahwa hal itu intervensi atau bukan, harus kita anggap sebagai upaya untuk membenahi PSSI yang tak kunjung sukses memajukan sepakbola Indonesia. Boro-boro melenggang ke pentas sepakbola dunia, untuk wilayah Asia Tenggara pun kita hanyalah sekelompok macan ompong yang ‘ngagugulung kalapa‘.

Kekhawatiran dan ketakutan kita sebagai Bobotoh hanyalah bila PSSI kemudian dihukum oleh FIFA, adalah terhentinya kesebelasan yang kita sayangi PERSIB Bandung dari kompetisi AFC. Padahal betapa besar harapan kembali menyaksikan PERSIB berprestasi di kancah sepakbola antar klub Asia. Tapi impian yang telah ditunggu selama dua puluh tahun itu terancam musnah.

Tentu saja kita berhak untuk khawatir. Namun mengingat kedudukan PERSIB sebagai salah satu anggota PSSI, maka mau tidak mau, suka tidak suka, kita harus belajar untuk merelakan kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Selama PERSIB masih berkhidmat di bawah PSSI, apapun yang menimpa PSSI, tentu akan kita rasakan pula.

Kita harus ingat, selama ini PSSI seringkali tidak konsisten di dalam menjalankan kebijakan-kebijakan organisasinya. Salah satu yang masih berbekas adalah di saat gelaran final Liga Indonesia 2014. Setelah Persib dipastikan lolos ke semifinal, tempat penyelenggaraan semifinal menjadi tidak jelas hingga akhirnya diputuskan di Palembang setelah sebelumnya diputuskan di Jakarta.

Begitu PERSIB lolos ke final, tempat penyelenggaraan pun kembali berubah. Keputusan final tetap dilakukan di Palembang pun didapat pada H-2. Begitu pula larangan bagi Bobotoh untuk menyaksikan final di Palembang, baru terbit Kamis siang, di saat ribuan Bobotoh sudah berada di perjalanan menuju Palembang, venue laga final 2014 antara Persib Bandung dan Persipura Jayapura.

Ya inkonsinsistensi adalah penyakit PSSI yang harus disembuhkan. Inkonsistensi hanyalah satu dari sekian banyak penyakit kronis yang diderita PSSI dari sekian banyak penyakit lain yang ‘ngaganggayong‘.

Semoga Menpora tetap konsisten dalam upaya pembekuan PSSI ini hingga PSSI benar-benar sembuh. Jangan sampai ‘masuk angin’ tertular penyakit inkonsistensi PSSI. Karena kami benar-benar merindukan timnas yang bisa mengharumkan negara ini melalui sepakbola.


Ricky N. Sastramihardja
editor in chief Maenbal.co
@RickyNSas


Dimuat sebagai editorial maenbal.co
http://maenbal.co/12245/suara-redaksi/pembekuan-pssi-semoga-menpora-tidak-masuk-angin/

No comments: