10.18.2021

OBITUARI: MENGENANG HENDRA, PLAYMAKER PERSIB BERGELAR DOKTER



"Jadi pemain sepakbola itu harus pintar, dari kepintaran dan pemahamannyalah dampak besar bagi tim akan terasa. Mengatur permainan dari lapangan tengah adalah titik terluas dalam permainan.” - A. Himendra Wargahadibrata dari twit Viking Unpad.

Beberapa saat sebelum Persib Bandung berulangtahun yang ke-87 di tahun 2020, tersiar berita wafatnya salah seorang eks pemainnya: A. Himendra Wargahadibrata. Eks pemain yang akrab dengan sapaan Hendra ini wafat Kamis, 13 Februari 2020 dalam usia 77 tahun.

Wafatnya Hendra menukil penggalan kisah hidupnya yang jarang diketahui publik. Hendra yang bermain untuk Persib Bandung pada tahun 1967-1972 adalah seorang dokter, juga rektor.

Di masa mudanya, lelaki kelahiran Purwakarta 11 Februari 1943 ini lebih memilih melanjutkan studi dokternya di Unpad daripada bergabung dengan Timnas Junior. Bergabung di klub UNI Bandung tahun 1961, posturnya yang tinggi disertai dengan kecepatan drible yang bagus, 'licik' -pandai diving- dan licin membuatnya langsung mengisi pos inti penyerang tengah UNI.

Bermain kompak bersama Pietje Timisela (kiri dalam) dan Hengky Timisela (kanan dalam). Setahun kemudian, pelatih Persib, Tomasowa memintanya untuk jajaran skuad Persib Bandung.

Lelaki yang biasa disapa Hendra ini juga sempat bergabung di Timnas Junior di bawah asuhan Tony Pogacknick dan Djamiat. Ia dipersiapkan untuk pertandingan internasional Asean Games (1962), Merdeka Games dan Ganefo (1964).

Setelah bergabung Timnas Junior ia memilih melanjutkan studi kedokterannya yang tertunda. Namun ia bergabung dengan Persib Bandung di tahun 1967 hingga 1973..

Hendra 'pensiun' di Persib di usia 30 tahun dan memilih menjadi dokter. Persib menjadi satu-satunya klub yang ia perkuat hingga kelak kemudian sempat menjadi dokter tim dan Dewan Pembina Persib Bandung.

Tidak banyak atlet yang kemudian menjadi dokter. Dunia mengenal Socrates, pesepakbola Brazil yang setelah gantung sepatu bergelar medical doctor. Atau pelatih Timnas Islandia, Hallgrimson yang berprofesi juga sebagai dokter gigi.

Tentunya hal ini bisa menjadi penyemangat bagi para orangtua yang anaknya berprestasi sebagai atlet. Karena atlet juga bisa berprofesi dan berprestasi di bidang akademis.

Gelar Prof.dr. SpAn KIC KNA (spesialis anestesi), menjabat Pembantu Rektor III dan kemudian Rektor Universitas Padjadjaran (1998-2007) menunjukkan bila atlet juga punya daya saing dan prestasi di akademik. 

Mungkin Hendra satu-satunya eks pesepakbola semi profesional di dunia yang memiliki gelar itu (di kurun 1967-1973, Persib adalah klub amatir semi profesional karena Liga Sepakbola Profesional baru ada tahun 1990an/Galatama).

Selamat jalan Profesor. Pileuleuyan. Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Allohumagfirlahu warhamhu wa'afihi wa'fuanhu.

Ricky N. Sastramihardja

-diracik dari berbagai sumber

- Dimuat di akun facebook pribadi https://www.facebook.com/ricky.nsas.3/posts/792830271223768
juga di "Kompilasi 97 Tahun Persib Bandung", e-book format digital yang diterbitkan oleh akun twitter @historyofpersib menjelang ulang tahun Persib ke-97 Maret 2020.

e-book dapat diunduh di sini: Kompilasi Tulisan 87 Tahun Persib Bandung.pdf - Google Drive

🙍‍♂️ Himendra A. Wargahadibrata 📷 Kang Opee


No comments: