6.19.2024

HET BERAS SIMBOL KETIDAKADILAN DI BALIK SLOGAN NKRI HARGA MATI


Berapa HET beras per hari ini? Anggap saja Rp. 17.000/kg. Harga ini dijamin sama dari Sabang sampai Merauke.

Adil? Tentu TIDAK! 

Tanah Pasundan adalah salah satu penghasil beras terbaik dan terbanyak. Tetapi warganya harus membeli beras sesuai HET. Padahal ongkos distribusi tidak setinggi ke luar daerah. Warga Pasundan mensubsidi harga beras yang dikonsumsi warga di luar pulau.

Sangat aneh dan tidak adil bila kita mensubsidi kebutuhan orang lain agar jadi lebih murah dan kita mendapat barang dengan harga lebih mahal. 

Juga konsumsi BBM. Sangat tidak adil bila kita membeli BBM seharga dengan warga Balikpapan, misalnya. Di mana di sana ada kilang minyak, biaya distribusi harusnya mendekati 0%.

Republik negara federasi memang tidak menjanjikan hasil instant. Tetapi republik negara federasi menjanjikan kedaulatan daerah yang lebih baik agar warganya sejahtera. Terjamin oleh pengelolaan SDA dan SDM yang levih baik dan tidak banyak 'pungli' oleh pusat.

Mungkin BBM mahal di Jawa, tapi beras akan murah dibanding Kalimantan. Di sini akan berlaku neraca ekonomi yang seharusnya berimbang antara daerah. Tetapi hasilnya akan dinikmati penuh oleh warga di daerah atau kita sebut saja di negara bagian.

Konsep negara federasi bukan hal aneh bagi masyarakat Sunda. Kerajaan Sunda Galuh adalah kerajaan federasi yang membawahi banyak kerajaan di bawahnya. Itulah mengapa disebut Pajajaran. 

Jadi, marilah kita mulai berfikir menjadi negara bagian karena otonomi daerah dipreteli oleh penguasa pusat dan sama sekali tidak menguntungkan rakyat di daerah.

Papua adalah negara yang kaya, tapi kita tahu kondisinya. Aceh, Riau, diberi kekayaan sumber daya mineral, tetapi kemegahan menjadi milik Jakarta.

SUNDA MERDEKA. SUNDA MERDESA!✊️

Ricky N. Sastramihardja

No comments: