6.05.2010

OBITUARI: WULAN DWI KARTIKA (6 JUNI 1983 – 6 JUNI 2010)

http://6ix2o9ine.blogspot.com

Wulan Dwi Kartika
Siang itu, Senin 6 Juni 1983, tepat 27 tahun yang lalu. Bandung digegerkan oleh berita pembunuhan terhadap seorang pembantu rumah tangga berumur 46 tahun dan seorang gadis kecil berumur 8 tahun. Kedua korban ditemukan tak bernyawa, tergeletak bersimbah darah dengan sekujur luka bekas senjata tajam dan benda tumpul.Forensik kepolisian menyatakan kedua korban meninggal akibat pembunuhan sadis yang dilakukan beberapa jam sebelumnya.

Gadis kecil yang berusia 8 tahun itu, Wulan Dwi Kartika, adakah siswi SDN Banjarsari IV Jalan Merdeka Bandung. Wulan baru berumur 8 tahun lebih 16 hari. Pada 20 Mei 1983, ia baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-8. Dalam logika sederhana manusia, Wulan masih terlalu muda untuk meninggal dunia, apalagi dalam kondisi berdarah-darah akibat senjata tajam. Selain beberapa luka tusukan, kedua belah nadinya diiris oleh para pelaku dan jasadnya dibenamkan ke dalam bak mandi. Audzubillahhi min dzalik.

Gadis kecil yang baru berusia 8 tahun itu, meninggal dalam kondisi yang mengenaskan dan di luar akal pikiran kemanusiaan yang sehat. Ia masih mengenakan gaun berwarna biru malam, yang juga ia kenakan pada saat merayakan ulang tahun yang ke-8. Gadis kecil itu adakah adik kandung saya.

Pesta ulang tahun ke-8, 20 Mei 1983. Beberapa hari menjelang kematiannya.
Gaun inilah yang juga dikenakannya saat peristiwa terkutuk itu.

Setelah 27 tahun berlalu, peristiwa mengerikan itu masih kami ingat. Bahkan saya menceritakannya juga pada kedua anak saya yang masih balita, bahwa mereka mempunyai seorang bibi, tante, yang  sudah meninggal. Tentu saya tidak menceritakan tindak kekerasan dan penganiayaannya. Mereka masih terlalu kecil untuk mencerap berita dan kisah sadis itu.

Klipingan koran PR 7 Juni 1983 dan Kompas 8 Juni 1983

27 tahun, siang malam, kami selalu berdoa. Terutama ibu dan bapak kami. Berdoa memohon keadilan, berdoa memohon kekuatan dan keimanan dalam menerima takdir tersebut. Seiring waktu yang berjalan, kami bisa menerima takdir dan melepas kepergiannya dengan iklas. Namun, doa-doa itu tak penah lepas dari munajat kami, terutama doa memohon keadilan dunia dan akherat karena selama 27 tahun kasus pembunuhan itu tidak pernah terungkap.

27 tahun peristiwa pembunuhan ini menjadi misteri. Kami tidak pernah tahu siapa pelakunya, siapa dalang di belakangnya, bahkan juga apa motifnya. Semua yang kami terima hanyalah asumsi dan desa-desus. Berita lain dari para orang pintar dan paranormal, tidak bisa dibuktikan karena bukti-bukti yang lemah serta tentu saja hukum positif di negara ini tidak menerima barang bukti dan asumsi dari dunia non logika.

Sekitar tahun 1979-1980an.
Kami 3 bersaudara di rumah lama kami di Sekeloa.


27 tahun hidup dalam misteri membuat saya bertanya-tanya akan fungsi dan kondisi keadilan manusia. Saya mempercayai bahwa memang keadilan hanya milik Alloh SWT, bukan milik manusia. Hukum manusia tidak bisa menjangkau para pelaku dan dalang di balik pembunuhan terkutuk itu, tetapi kekuasaan dan takdir Alloh SWT-lah yang akan menjangkaunya. Bila dunia yang fana ini tidk bisa menunjukkan pada kami, alam baka lah yang akan menunjukkanya, dan itu adalah sebuah kepastian.

Ziarah beberapa waktu lalu

Untuk adikku di alam sana, berbahagialah, karena kamu dengan takdirmu, diselamatkan Alloh SWT dari godaan duniawi yang mengerikan. Kamu telah menjelma menjadi bidadari yang akan menjemput orangtua kita kelak, Bapak dan Mamah, di Yaumil Akhir nanti dan menuntunnya ke dalam Jannah karena memiliki anak solehah seperti kamu.

27 tahun bukan waktu yang sebentar dalam penantian menunggu dan mencari keadilan. Tetapi pasti merupakan waktu yang lama dan penuh siksaan dunia bagi para pelaku serta dalangnya, yang mungkin masih berkelana di alam dunia ini.  Obituari ini hanyalah i’tibar bagi siapa saja. Karena kejadian seperti ini sangat mungkin dialami oleh siapa saja.

Semoga Alloh SWT senantiasa melindungi kita dari godaan dan gangguan syetan yang terkutuk. Menjauhkan kita dari perilaku manusia-manusia yang dzolim dan tak berperikemanusiaan. Amin.

Ricky N. Sastramihardja

5 comments:

Unknown said...

Turut berduka, walau itu kejadian sudah begitu lama...tapi saya masih ingat kejadian itu sampai sekarang, walau waktu itu umur saya baru 7tahun dan pernah bermain bersama anda juga dengan indra........by deniel mantan anak sekeloa

ester said...

Salam jumpa kembali, mas... Saya teman akrabnya wulan waktu di TK Sekeloa. En peristiwa itu masih saya ingat sampai sekarang....karena Wulan adalah sahabat saya ! Dan sampai kini masih juga saya belum percaya.. I miss her too, mas ! Semoga TTUHAN menyatakan keadilannya pada pelakunya ya... Salam buat orangtua.. -Ester-

agus said...

d sekeloa mana y mass

Ricky N. Sastramihardja said...

Maaf sejuta maaf, saya baru tahu ada komentar di tulisan ini. Karena tidak ada notifikasi dan saya jarang buka blog ini lagi.

untuk Deniel: ah sepertinya kita saling kenal. Maaf sudah hampir 30 tahu, ingatan saya masih samar-samar. Apalagi waktu kecil kita pasti saling mengenal dengan nama panggilan. Bisa kirm e-mail? Saya harap kita bisa berkorespondensi dan bertukar kabar.
Kirim ke sixtonine (at) gmail (dot) com.

Ester: saya masih ingat nama Ester. Dulu tinggal di Kubang. Saya sudah masuk ke blog Ester dan kirim pesan.

Agus: Sekeloa RW 02. Dulu RW 17, sekarang dekat poliklinik Borromeus. Tapi rumah sudah kami jual. Sedangkan TKP ada di Jalan Riau, bukan di Sekeloa.

Ane said...

Ya Allah... ini Wulan temen TK saya, TK Sekeloa. Tragedi ini jadi salah satu kisah yang membekas juga buat saya yang saat itu masih SD (SD Sekeloa) dan mendengar kabar tentang teman TK yang menjadi korban kejahatan dengan cara yang sangat mengenaskan..