Setelah menggunakan jam tangan digital, quartz, dan smart watch akhirnya kembali mencicipi jam analog mekanik otomatis dengan rotor sebagai sumber energinya.
Bagaimanapun juga, jam mekanik memiliki banyak keajaiban tersendiri di mana di era smart watch yang semakin canggih, jam mekanik harganya malah semakin gila-gilaan, semakin banyak jenamanya (termasuk micro brand), dan semakin mengesankan. Padahal teknologinya tertinggal 100 tahun.
Jam tangan mekanik adalah salah satu keajaiban teknologi di mana manusia berusaha mensiasati dan mengenali waktu. Jenama-jenama dari Cina hadir untuk berbagai kalangan dengan harga dan kualitas bervariasi untuk kantong yang tipis (namun loba kahayang).
Bila beruntung bisa mendapatkan jam mekanik otomatis homage jenama Patek Phillipe Nautilus seharga kurang dari Rp. 150.000 di market place online. Beberapa homage Rolex, Breitling, dll dengan kualitas dan build quality yang bagus bisa didapat mulai dari harga Rp. 400.000 saja.
Memandang mesin jam mekanik otomatis bekerja itu menyenangkan dan menenangkan. Menerawang dalam alam pikiran, bagaimana tenaga kinetik diubah menjadi tenaga mekanik oleh rotor dan membuat mekanisme jam tangan bekerja selama 24 jam ke depan tanpa tenaga listrik seperti pada jam quartz atau digital atau smart watch.
Seperti memasuki dimensi lorong waktu tersendiri.
Beberapa jenama jam mekanik terkenal seperti Rolex, Patek Phillipe, Audemar Piguets, Breitling, dll memasang harga gila-gilaan untuk teknologi yang tertinggal 100 tahun dibanding smart watch.
Dengan bajet minimal di kisaran 1 sampai 10 jutaan, beberapa merk Jepang dengan akurasi yang sebetulnya tidak jauh berbeda bisa didapatkan dengan mudah. Di bawah itu ada beberapa jenama Cina dengan kualitas sesuai harga, bisa didapatkan si kantong tipis.
Menariknya, di dunia jam tangan atau horology, jiplak-menjiplak desain mendapat tempat tersendiri dan tidak merusak pasar desain jam yang dijiplaknya. Sebut saja Rolex Submariner yang desainnya banyak dijiplak jenama lain. Baik secara utuh atau per bagian.
Jiplakan yang umumnya menjiplak bentuk casing dan display itu disebut homage. Homage itu umumnya meniru desain-desain jam mewah (luxury) yang legendaris.
Homage itu bukan barang palsu, tetapi jam dengan jenama tersendiri yang desainnya menjiplak atau terinspirasi dari jenama lainnya. Seiko merilis SKX301 sebagai homage untuk Rolex Submariner. Begitu pula Casio yang merilis Duro MDV-106-1AVCF.
Bila untuk akurasi, jam digital atau jam quartz tentu sangat akurat dibanding jam mekanik. Apalagi smart watch yang dilengkapi banyak fitur yang berguna: mulai sensor cuaca hingga pengukur detak jantung sampai koneksi dengan satelit.
Tetapi jam mekanik dengan segala keterbatasan teknologinya, dengan akurasinya yang payah, tetap memanjakan hati, juga menguras dompet penggemarnya.
Jam mekanik otomatis seolah mengingatkan bila manusia adalah mahluk yang sebetulnya sulit untuk bisa tepat waktu. Mahluk yang tidak akan pernah bisa mengalahkan waktu.
📷Jam tangan Chen Xi, homage Patek Phillipe Nautilus
Tidak ada komentar:
Posting Komentar