9.28.2021

CARA BOBOTOH MEMANG BEDA....


Cara Bobotoh menyikapi Persib memang beda. Bandung sebagai ibu kota Persib, adalah kota yang aman damai sejuk dan santai. Sesekali terjadi perkelahian anak muda, tapi tawuran sama sekali bukan gaya hidup warganya.

Tapi ketika sudah menyentuh dengan yang namanya Persib, reaksi bisa berubah 180°. Bobotoh enggak mau klubnya nunggak gaji pemain, makanya saat prestasi klub jeblok, tidak mengirim karangan bunga. Tapi molotov seperti dampak kegagalan di Piala 'Koaci' Menpora.

Di Liga 1 2021, hattrick hasil imbang disikapi dengan sama keras. Di Cikarang bis pemain dicegat dan dianjing-anjingi oleh bobotoh. Sampai Bandung juga sama dianjing-anjingi di Fly Over Paspati.

Sungguh krans bunga memang hanya cocok sebagai simbol duka cita bagi klub yang nunggak gaji. Di Persib, pemain-pelatih-offisial hidup nyaman. Wajar bila bobotoh menuntut kemenangan dan kemenangan. No excuse.

📹 Pencegatan Bis Persib 28/9/2021dinihari di Fly Over Paspati. Twitter anwarsanusi137

9.25.2021

BOBOTOH, PERSIB, DAN HUKUM GOSSEN


Seperti halnya tidak berlaku bagi pemadat/pecandu narkoba, pemabuk, dan penjudi, hukum Gossen sepertinya tidak berlaku juga pada 'konsumen' klub sepak bola. Karena di titik paling ekstrim, suporter tidak akan pernah merasa puas dengan pencapaian klubnya.

Bila hari ini menang, maka besok-besok harus lebih sering menang lagi. Bila hari ini menang 1-0, besok harus menang 10-0. Suporter klub sepak bola akan selalu meminta lebih, walau pada prakteknya tidak akan pernah terpenuhi.

Sebagai produk jasa, olah raga kompetitif seperti sepak bola hanya memiliki 3 opsi hasil: menang atau imbang atau kalah. Bahkan di kompetisi liga hasil imbang pun dianggap sebagai kekalahan karena hasil yang diraih sangat minimal (1 angka) dibanding menang (3 angka).

Maka ketidakpuasan akibat tidak terpenuhinya hukum Gossen akan membuat klub sebagai produsen harus rela menerima masukan, kritikan, cacian, bahkan hujatan dari para penggemarnya.

Ketidakpuasan itu disampaikan dengan cara yang paling santun hingga paling ekstrim. Kebetulan Bobotoh seringkali memberi pesan ekstrim terkait produk 'butut' bernama Persib yang sering mereka 'konsumsi'.

Sekedar memaki di media sosial, demonstrasi, atau mencegat bus pemain usai pertandingan adalah bentuk ketidakpuasan yang lazim. Yang paling ekstrim adalah melempari kantor manajemen dengan bom molotov pun pernah.

Pesan yang keras ini bertolak belakang dengan stereotip pandangan budaya orang Sunda itu 'someah' santun. Kalau sudah urusan prestasi 'butut' sepak bola bernama Persib, 'someah' pun menjadi kata tabu.

Mengapa? Karena sebagai konsumen, Bobotoh tidak bisa pindah dari produk 'butut' bernama Persib ke klub lain yang mungkin saat ini lebih kinclong.

Suporter fanatik sepak bola itu lahir, hidup, mati hanya dengan satu klub. Poligami dengan klub lain di liga atau di kompetisi yang sama adalah hal tabu, pamali. Bahkan mungkin didekatkan ke pengertian musryik: mempersekutukan.

Kritik ekstrim ini tujuannya hanya satu: mendongkrak prestasi klub secara ekstrem pula (baca: optimal).

Maka bila Persib ingin mempertahankan loyalisnya, prestasi dan kemenangan menjadi kewajiban. Para loyalis ini tidak akan pernah meninggalkan klub walau harus PO BOX alias dipoyok dilebok.

Moyok (mengejek) adalah tanda cinta, tanda loyalitas paling jujur. Maka walau butut, Persib tetap ngangenin bagi para loyalisnya.

https://www.facebook.com/photo/?fbid=1198450563995068&set=a.251549972018470


9.21.2021

LAYAKKAH ESTEBAN 'PISKARDUT' MENGENAKAN NOMOR 10?


Pesepakbola dengan nomor punggung 10, selalu identik dengan pemain jago. Publik sepakbola Bandung mengenang Ajat Sudrajat sebagai pengguna nomor 10 di Persib yang melegenda.

Tidak banyak pesepakbola lokal di Persib yang bernomor 10: ada Dadang Kurnia dan Imam Riyadi. Nama terakhir adalah nama pesepakbola lokal pengguna nomor punggung 10.

Sisanya adalah pemain 'interlokal' dan pemain asing: Tobar, Konate Makan, Ikenwa, Hilthon Moreira, Sergio van Dijk. (Ahmad Fadhil Abidin, infobdg.com 7/10/2016).

"Nomor punggung 10 dianggap memiliki tanda penghormatan karena selalu digunakan oleh para pemain yang dianggap paling istimewa di antara para pemain lainnya. Bahkan dalam sebuah klub, pemain dengan nomor punggung 10 sebagai pemain penting dan utama dalam mencetak gol.

Banyak pemain sepak bola terbaik dunia yang mempengaruhi penggunaan nomor punggung 10 ini seperti Pele dan Diego Maradona. Keduanya sukses menjadi pesepak bola terbaik di generasinya. Keduanya juga berhasil membawa kejayaan sepak bola untuk negara mereka hingga dikenang sebagai legenda sepak bola yang menggunakan nomor punggung 10," tulis Rauhanda Riyantama di bolatimes, 9/7/2021.

Esteban mengenakan nomor 10 di Persib Bandung sejak musim Liga 1 2020-2021 (ia direkrut musim 2019 dengan nomor punggung 9). Pergantian nomor punggung 9 ke 10 juga cukup mengejutkan mengingat nomor 10 sebelumnya digunakan Ezechiel 'Ndouassel yang kemudian berlabuh di Bhayangkara FC.

Kiprah Esteban dengan nomor punggung 10 masih harus dibuktikan. Seperti disebutkan di awal, nomor 10 ini nomor 'keramat' di dunia sepak bola. Identik dengan pemain jagoan, identik dengan pemain pembobol gawang lawan.

Di Piala Menpora 2021 Esteban menyumbang beberapa gol. Dua ke gawang Barito Putera, 1 ke gawang Persita. Tetapi itu adalah pertandingan 'tarkam' pra-musim. Di Liga 1 2021, Esteban masih belum terlihat kontribusinya mengingat liga baru berjalan 3 pertandingan.

Tentu saja publik Bobotoh berharap Esteban 'Piskardut' ini segera kembali padu dengan tim dan memberikan kontribusi, baik gol maupun asis. Agar angka 10 sebagai nomor 'keramat' kembali pada khittahnya: pesepakbola jagoan, bukan pesepakbola bully-an.

Kita tunggu gol dan kontribusi Esteban di pertandingan pekan ke-4 melawan Borneo 'Perseba Bangkalan' FC di akhir pekan ini. 

🙍‍♂️Esteban Vizcara 📷 PERSIB Bandung

https://www.facebook.com/photo?fbid=1195912564248868&set=a.251549972018470

MANDULNYA PARA STRIKER PERSIB


Tiga pertandingan perdana Liga 1 2021 sudah dijalani Persib Si Maung Bandung. 2  kali menang, 1 kali imbang dengan 5 memasukkan dan 3 kemasukan.

Tidak terlalu buruk, tetapi tidak bisa dibilang baik. 

Masalahnya adalah dalam 3 pertandingan, 5 gol dicetak oleh pemain tengah. Marc Klok, Rashid, dan Beckham Putra. Tiga striker Persib masih 'mandul' untuk membobol gawang lawan. Bahkan bisa dikata minim peluang.

Wander Luiz, Ezra Walian, dan Castillion semuanya sudah mendapat menit bermain lebih dari cukup untuk pembuktian ketajaman. Mungkin mereka masih perlu waktu lagi, namun sampai pertandingan ke berapa?

Jangan bahas kondisi pandemi, karena semua tim mengalaminya. Masalah kebugaran juga sudah disiasati regulasi dengan penggantian pemain sebanyak 5x.

Semakin mengerucut pada alasan teknis: strategi. Apakah pelatih kurang piawai meracik tim dan strategi, atau pemain tidak bisa mengerti skema? 

Berbeda dengan tiga pertandingan Liga 1 2020 di mana Wander Luiz dan Castillion memberi banyak kontribusi. Permainan mereka ciamik, hasilnya pun mantap sampai akhirnya liga dihentikan karena wabah.

Artinya membantah dengan jelas bila pelatih tidak punya strategi jitu atau pemain tidak mampu mengunyah strategi pelatih. Alasan-alasan teknis menjadi tidak berlaku.

Jadi alasan  apa yang membuat striker Persib masih mandul. Masih tidak mampu menjebol gawang lawan? Alasan non-teknis? 

🙍‍♂️ Geoffrey Castillion 📷 PERSIB Bandung

https://www.facebook.com/photo/?fbid=1194315051075286&set=a.246666702506797

9.16.2021

WELCOME BACK, DEN. COME BACK STRONGER!


"Saya masih bisa bermain?", ujar Deden sambil meringis menahan sakit saat ditandu dibawa ke rumah sakit terdekat. Ia menderita patah tulang fibula dan tibia setelah berbenturan 'disikat' pemain Persija Jakarta, Bruno Matos pada pertandingan tandang di GBK, Jakarta di Liga 1 2019.

Wajar saat itu Deden mengkhawatirkan karir dan masa depannya mengingat cedera yang dialaminya cukup parah. Namun berkat terapi dan pengobatan yang dijalaninya, serta tentu saja berkat izin Alloh SWT ia masih bisa kembali berkarir di lapang hijau.

Berhentinya liga karena wabah juga memberi Deden kesempatan untuk pemulihan lebih lama. Secara teknis, ia sudah dinyatakan pulih menjelang awal Liga 1 2020. Tetapi penghentian liga membuat Deden bisa lebih leluasa mengelola trauma pasca cedera.

Tak disangka, pada dua pertandingan perdana Liga 1 2021, Abah Obet memasang Deden untuk bermain penuh. Deden, seperti biasa, tampil penuh percaya diri walau sudah lama tidak bermain di pertandingan resmi. Selama kurang lebih dua tahun Deden absen untuk memulihkan cedera parah yang dialaminya. 

Walau hanya clean sheet pada pertandingan perdana, tetapi penampilan Deden cukup menjanjikan. Apalagi Persib punya 3 kiper lain: Teja Paku Alam, I Made Wirawan, dan M. Aqil Savik dengan kemampuan yang nyaris sama.

Kembalinya M. Natshir 'Deden' Mahbuby dipastikan membuat seksi pertahanan lebih 'ampeg', lebih 'kekar'. Abah Obet punya 4 kiper yang berkualitas yang bisa bermain kapan saja.

Welcome back, Den. Come back stronger!

🙍‍♂️ Deden Natshir 📷 PERSIB Bandung

https://www.facebook.com/photo/?fbid=1192724531234338&set=a.251549972018470

9.15.2021

JENDRAL BECKHAM PUTRA


Beberapa pandit menyebut anak muda ini mirip Yusuf Bachtiar, sang Jendral Lapangan Tengah. Beberapa lainnya menyebut perannya mirip Andrea Pirlo, playmaker Italia.

Fisiknya memang belum sebagus senior atau kakaknya, Zola, yang kini main untuk Persela. Ia lebih sering diturunkan sebagai pemain pengganti.

Tetapi visi permainannya jelas, akurasi umpannya bagus. Dalam dua pertandingan ia nyaris membobol gawang lawan dari jarak jauh.

Dalam dua pertandingan Liga 1 2021, E7am menjadi game changer. Mungkin ia bisa dicoba menjadi starter seperti di Piala Menpora saat Persib menghadapi PS Sleman atau Bali United.

🙍‍♂️ Beckham Putra 📷 Persib

https://www.facebook.com/21164211233/photos/a.10152260418271234/10158981593856234/

COME ON MO RASHID!


Mencetak dua gol (brace) di pertandingan melawan Persita Tangerang, pemain bernomor 74 ini memilih melakukan sujud syukur sebagai selebrasi.

"Bagaimana bisa saya melakukan selebrasi (gol) bila di Palestina sana masih banyak orang yang ditangkap dan ditahan penjajah," kurang lebih demikian pernyataan Mohammed Rashid melalui akun instagram pribadinya beberapa saat setelah pertandingan (11/9/2021).*

Gelandang berdarah Palestina ini baru bermain di Indonesia bersama PERSIB Bandung. Pertandingan melawan Persita di Stadion Wibawa Mukti Kab. Bekasi adalah pertandingan resmi yang ke-2 di Liga 1 2021-2022.

Dengan dua gol yang diborongnya, skillnya yang moncer, membuat Bobotoh harus segera menghilangkan bayang-bayang mantan: Konate Makan (Mali) atau Omid Nazari (Filipina).

Kehadiran Rashid di skuad Persib Bandung juga tidak sekedar memanfaatkan momentum persahabatan Indonesia-Palestina. Tetapi memang berperan untuk meningkatkan kualitas tim yang berburu gelar juara di Liga 1 2021-2022.

Come On Jason 'Rashid' Statham. We're always stay behind you!

📷 Screen capture Indosiar/Vidio.com

*postingan terkait sudah dihapus pemilik akun. Tapi ada screen shotnya, da. Kalem.

https://www.facebook.com/photo/?fbid=1190702104769914&set=a.246666702506797

9.08.2021

KEMBALINYA BUKU YANG TERLUPAKAN


Suatu hari, entah kapan, mungkin lebih dari 20 tahun lalu saat masih kuliah, saya pernah meminjamkan sebuah buku, juga entah pada siapa. Lupa.

Namun hari ini, 8/9/2021 saat iseng googling judul buku yang sama, dengan penerbit yang sama, saya 'kembali' menemukan buku tersebut.

Namun statusnya sudah terjual/dijual di sebuah marketplace, juga oleh entah siapa. Nampaknya akun penjual buku. 

Di bagian kanan atas sampul buku masih tertera stiker label warna merah dengan nama saya. Juga di sampul belakang, ada nama saya yang digoreskan memakai rapido (dulu saya menyukai rapido buat menulis karena tipis, rapi dan tebal). Lengkap dengan label harga Rp. 5.750 rupiah.




Pita tanda baca juga pita yang saya pasang sendiri biar halaman buku tidak dilipat sebagai penanda baca.

6.20.2021

COVID, VAKSIN, DAN HERD IMMUNITY


100 tahun lalu, wabah flu spanyol melanda dunia. Berbagai catatan menunjukkan bila di Indonesia sedikitnya 1,5 juta jiwa melayang terpapar virus H1N1, embah buyutnya virus Covid-19 sekarang.

Gejalanya sama: influenza berat yang berakhir dengan kegagalan sistem pernafasan/pneumonia. Saat itu belum ada vaksin untuk mencegah penularan virus. Lalu bagaimana virus itu menghilang dan kemudian muncul mutasinya 100 tahun kemudian?

Herd immunity atau kekebalan kelompok, itu jawabannya.

100 tahun lalu  herd immunity tercapai setelah virus  menginfeksi sedikitnya 50% populasi dunia. Harganya mahal: dengan death rate 5% kematian akibat flu Spanyol dikabarkan sedikitnya merenggut 50 juta jiwa.

Ingat, sekali lagi 100 tahun lalu belum ada vaksin untuk virus ini. 

100 tahun kemudian, tepat di masa kita sekarang, cucu buyut H1N1 meneruskan pekerjaan mbah buyutnya. Dengan nama SARS Cov yang turunan langsung H5N1, ia mewabah di mana-mana. Setelah setahun lebih, dicatat 3,86 juta jiwa melayang direnggut virus berbahaya ini hingga opini ini ditulis.

Perbedaan 100 tahun lalu dan sekarang adalah kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang lebih baik. Vaksin tersedia setelah beberapa bulan wabah melanda. Setahu saya, pembuatan vaksin itu lebih cepat dari perkiraan sebelumnya yang menyebut butuh setidaknya 2 tahun untuk pembuatan vaksin.

Lalu berapa banyak yang harus divaksin? Bila merujuk pada teori herd immunity, maka hanya 50-70% penduduk dunia yang harus divaksin untuk menciptakan herd immunity. Artinya bila penduduk dunia 7 M jiwa, maka yang harus divaksin paling banyak 4,5 M jiwa.

Bila angka tersebut diterapkan di Indonesia, maka hanya sekitar sedikitnya 135 juta jiwa yang harus divaksin. 

Jadi pemerintah cukup memastikan 50-70% penduduk Indonesia mendapat vaksinasi agar tercipta kekebalan kelompok. Sisanya, enggak perlu.

Jadi buat teman-teman yang menolak vaksin dengan alasan apapun itu, ada peluang untuk menolak vaksin. 

Biarkan yang 70% berihtiar menggunakan vaksin untuk melindungi yang 30%. Oh ya, saya berharap  masuk ke golongan  70% penerima vaksin walau belum mendapat panggilan hingga opini ini ditulis.

Semakin cepat semakin baik, agar pandemi ini segera berakhir. 

Teman-teman bersama 30% lainnya -manula atau mereka dengan comorbid, anak-anak & remaja, serta mereka yang tidak bisa divaksin dengan alasan kesehatan- cukup duduk-duduk saja santai di rumah.

Saya ingin segera ke stadion buat nonton Persib berlaga, seperti halnya rakyat Hongaria menyaksikan timnasnya berlaga di Euro 2020. Di mana vaksinasi sudah mencapai minimal 50% populasi. Saya juga ingin 'turun ke jalan' menentang kedzaliman tanpa harus waswas lagi saat berada di tengah kerumunan.

Bandung, 20062021

12.01.2020

Ust. Budi Hata'at, Lc Episode 2: Syirik

 Kuliah Tauhid Bersama Ust Budi Hata'at, Lc, Direktur At-Tarahum Foundation episode 2: Syirik

Klien: Ashabul Kahfi Foundation/Prima Kusumahwardana

Videografer: Ricky N. Sastramihardja



Ust. Budi Hata'at, Lc Episode 1: Makna Tauhid

 Kuliah Tauhid Bersama Ust Budi Hata'at, Lc, Direktur At-Tarahum Foundation episode 1: Makna Tauhid.

Klien: Ashabul Kahfi Foundation/Prima Kusumahwardana

Videografer: Ricky N. Sastramihardja




UNIK! MOTOR INI DAPAT MENGANGKUT BANYAK MUATAN SEKALI JALAN!

Ojeg Keuyeup adalah kendaraan roda dua modifikasi hasil kreatifitas warga di pegunungan, khususnya di Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.

Modifikasi motor bebek menjadi kendaraan angkut yang praktis, ringkas, dan tangguh di jalan-jalan pedesaan.



SEBELUM DITATA, SEPERTI INI PENAMPAKAN CURUG MALELA!

 Video bulan Mei 2018 sebelum ada penataan Curug Malela



EKSKLUSIF: BINCANG RINGAN DENGAN ADMIN @HISTORYOFPERSIB

 Akhirnya setelah sekian lama, di musim pandemi ini, di saat liga berhenti, Mang Ricky berhasil 'merayu' Abah @historyofpersib di Twitter. Berbincang ringan selama kurang lebih setengah jam, dengan Kang Anggalarang, admin akun Pepersiban yang aktif mengulas sejarah Persib Bandung.

Untuk CATATAN KETJIL, buku elektronik karya Kang Angga, berikut tautannya:

https://drive.google.com/file/d/1x3tOHKNjFKGmbvjmdGuQ0bDIcK-5ZxtH/view

Untuk KOMPILASI TULISAN 87 TAHUN PERSIB, berikut tautannya:

https://drive.google.com/file/d/1Uj_iQrPOcxrAWurOu3zs0Zi0erf3IdyL/view

Link Youtube Abah History of Persib  @Ramakala Official  




MENGGEMPARKAN! KEMBALINYA IMAM BESAR UMAT ISLAM INDONESIA! (FULL)

IB HRS pulang setelah 3,5 tahun 'disingkirkan' ke Saudi Arabia. Imam Besar Umat Islam itu tiba di tanah air Selasa pagi 10/11/2020 dari Jeddah.

Berikut adalah kompilasi video yang bertebaran di Twitter dan diunggah oleh banyak akun. Diantaranya: Darkah_Back, DPPFPI_ID, HabibRizieq_ID, are_inismyname, mcaops, intelijenF, alihinduan4, kenmiryam, ·Mylova211, peni_me, MT_Reborn, ronin_minang



INILAH APLIKASI YANG 'WAJIB' DIINSTALL DI PONSEL PARA PENCINTA GUNUNG!

 Terpesona dengan gunung tetapi tidak tahu namanya? Di era digital ini ada solusinya: PEAKFINDER. Aplikasi yang pertama muncul di 2010 (iOS) 2014 (Symbian, Android) dibuat oleh Fabio Soldati.

Harganya murah, hanya Rp. 67.000 untuk iOS-Playstore. Berikut rangkuman dan keistimewaan PeakFinder versi Mang Ricky!




BERBINCANG DENGAN COACH ICANK: PENELITI PERTAMA VIKING PERSIB CLUB

Coach Icank a.k.a R. Faisal Abdillah berhasil meraih gelar sarjana antropologi dari Fisip Unpad seteah melakukan penelitian mengenai profil Viking Persib Club di tahun 1998-2000.

Simak keseruan saat melakukan riset terhadap Viking Persib Club yang di awal berdirinya baru diikuti puluhan orang saja hingga kemudian menjadi kelompok suporter yang fenomenal.



ASYIK-ENGGAK ASYIKNYA AMAZFIT STRATOS, INI 11 FAKTANYA!

Amazfit Stratos, sportwatch murmer dari Huami dirilis tahun 2018 menggantikan Amazfit Pace. Dengan  waterproof 5 ATM tentu ia lebih baik dari kakaknya itu sedangkan harganya lebih miring dari produk lain. Setelah dua tahun rilis dan digantikan oleh Stratos 3, apakah Stratos masih layak? Ini faktanya!



10.10.2020

AKSI DAMAI DINYINYIRI, APALAGI YANG RUSUH! #TOLAKOMNIBUSLAW


Tahukah kamu, UU CILAKA sekitar 1000 halaman itu setara dengan 2 rim kertas A4 setinggi ± 10 cm dengan berat ± 2,5 Kg?

Sudahkah kamu membacanya? Kalau sudah, daekan ih membaca #OmnibusLawSampah yang dibuat tanpa memperhatikan aspirasi & melibatkan partisipasi publik.

UU Cilaka dengan ratusan pasal itu adalah UU lintas sektoral yang hendak merangkum ratusan UU yang dianggap bermasalah. Mulai tenaga kerja, investasi, pendidikan, lingkungan, bahkan produk halal.

Alih-alih menyelesaikan masalah, justru berpotensi membuat masalah baru karena isinya bertentangan dengan UUD 1945. 

UU Sapu Jagat serupa ini, pernah dibuat di AS pada abad ke-18 untuk melegalisasi perbudakan di AS. UU ini dicabut pada tahun 1865 oleh Abraham Lincoln karena bermasalah.

UU Cilaka di Indonesia dibikin tergesa-gesa dan cacat prosedural dalam pengesahannya. Tidak jelas kajian akademisnya. Hanya menguntungkan segelintir penguasa dan pengusaha serta kroninya.

UU Cilaka ini juga masih memerlukan ratusan turunan peraturan pelaksana, yang justru membuat semakin tidak efisien. Apalagi penyusunan peraturan turunan ini, menurut pemerintah, juga akan dikebut dalam 3 bulan.

Jadi abaikan para Sahabat Halte dan Sahabat Itik yang mengalihkan fokus kita agar lupa substansi masalah. Biarkan kaum Dungu itu menyibukkan diri dengan terbakarnya halte dan kerusakan fasum.

Kita sesalkan aksi ini berakhir rusuh. Tetapi kita harus ingat, aksi 212 yang berjalan damai pun tetap dinyinyiri kaum Londo Ireng untuk mereduksi fakta dan kebenarannya.

Jadi apapun yang terjadi dalam aksi dari tanggal 5-8 Oktober 2020 dan aksi lanjutan, tetap akan dinyinyiri para Londo Ireng.

Kita dorong Si Ceking Tapi Rakus itu agar mencabut UU bermasalah sesegera mungkin sebelum korban berjatuhan. Tidak perlu judicial review ke MK karena kita tahu, MK juga sudah disusupi kepentingan mereka. Ingat RUU KPK atau BPJS yang walau sudah dimenangkan MK tetapi tetap dijalankan oleh Rezim Kodok Merah ini.

Apalagi UU CILAKA ini dibuat dengan menyalahi prosedur.

#TolakOmnibusLaw sampai ke akar-akarnya.

Selamatkan anak cucu kita dari perbudakan di balik UU yang tidak jelas isinya dan cacat prosedural.

Ini bukan tentang kita, tapi demi mereka, anak cucu kita agar jangan sampai menjadi budak di negeri sendiri.

10.08.2020

TOLAK OMNIBUS LAW, BANDUNG 'BERGOYANG' DI TENGAH PANDEMI!



Aksi menolak #OmnibusLawSampah tampaknya tidak mengusung jargon aksi damai. Dari pantauan di Twitter, dalam dua hari ini  (5-6/10/2020) aksi di banyak kota selalu berujung bentrok dengan aparat kepolisian

Pun di Bandung, yang dianggap sebagai salah satu patokan sebagai 'kota adem dan santuy'. Hingga ada seloroh bila Bandung sudah 'bergoyang' maka ini adalah tanda bila kondisi negara sedang tidak baik-baik saja.

Taman Dago Cikapayang Selasa kemarin (5/10/2020) dirusak massa yang marah. Gedung DPRD Jawa Barat memanen asap gas air mata. Pentungan polisi bergerak ke sana kemari, menyabet membabi-buta untuk membubarkan massa yang terdiri dari kaum Mahasiswa, pelajar, Buruh, dan banyak lagi.

Di linimasa media sosial  juga tak kurang garang. Penolak Omnibus Law sudah tidak segan lagi mengeluarkan makian yang sangat kasar sekalipun. Hal ini dikarenakan pihak pro pemerintah juga mengeluarkan konten yang menolak klaim para penolak.

Seperti biasa,  para buzzeRP pro pemerintah selalu menyebut HOAX pada klaim penolak anti kebijakan pemerintah. Pola yang sama yang dilakukan sejak 2013 semenjak kelompok Jasmev melakukan kampanye pemenangan Jokohok di Pilgub DKI.

Artis-artis yang di masa pemerintahan SBY begitu garang mengkritik pemerintah dengan lagu-lagunya, di jaman ini kerongkongannya seperti tersumpal kaos kaki basah. Sebut saja Slank atau Iwan Fals atau band-band underground beraliran kiri.

Tak ada lagu yang mereka nyanyikan untuk mengkritik pemerintah Jokowi. Akun media sosial mereka cenderung sepi.

Beberapa tokoh masih tampak berusaha menjilat. Hingga menurut kang Rihan Handaulah mah "Inilah karamah pak jokowi, semua orang selalu berhusnuzhan ke beliau. Tidak ada habisnya voucher kekaguman org2 padanya yg dimilikinya. Luar biasa," tulisnya mengomentari twit Haidar Bagir yang terus memuji dan enggan menyalahkan Jokowi.



Selain bentrok massa dengan petugas keamanan, di beberapa tempat aksi juga dilakukan dengan  menutup jalan nasional. Akibatnya sudah dapat dipastikan bila jalur transportasi terganggu, dan hal ini bisa mengganggu proses distribusi ke pabrik-pabrik.

Aksi yang serentak ini seolah tidak mempedulikan wabah yang sedang terjadi. Karena para pengunjuk rasa anti Omnibus Law tahu, wabah akan berhenti suatu hari nanti. Tetapi Omnibus Law akan semakin merajalela usai wabah. Omnibus Law akan merampas hak dan kemerdekaan manusia Indonesia.

Tidak hanya ancaman perbudakan yang akan mengancam anak cucu. Tetapi lingkungan dan alam sekitar pun akan terampas hak hidupnya oleh kekuasaan dan oligarki yang rakus. Untuk mempercepat investasi, Omnibus Law menghilangkan amdal. Tanah yang subur untuk lahan pertanian bisa dikonversi menjadi lahan industri. Hutan dan gunung dan isi boleh dieksploitasi sesuka hati, terutama oleh pengusaha tambang dan sawit.

Maka menjadi wajar bila aksi dua hari ini dan entah beberapa hari ke depan, diwarnai kekerasan dan bentrok massa. Meminjam komentar Mas Billy Sabil Zaidanezaro, hal ini menjadi logis karena sudah 7 bulan manusia Indonesia didera tekanan berat akibat pandemi.

"Logis dong kalo serentak. Dari Maret orang udah nahan perut laper,nunggak cicilan,susah mikir sehat, dan 7 bulan masih nothing. Ini bicara ttg momentum. Tetap berjuang!", cuit Billy.

Lalu apa yang bisa kita bantu di linimasa media sosial kita? Dukung mereka yang menolak omnibus law. Berpihaklah. Ini bukan tentang kita hari ini. Tapi tentang mereka, anak-anak kita yang terancam menjadi budak. 

Gunakan bahasa yang santun dan tidak provokatif, karena polisi mengintai pergerakan media sosial dengan perangkat UU ITE. 

Bagi yang mau mengikuti aksi, selalu terkoneksi dengan simpul-simpul massa. Jangan sendirian, usahakan berkelompok minimal ber-3. Terapkan protokol kesehatan. Bawa masker dan pelapisnya, hand sanitizer, air minum dan makanan secukupnya.

Bila perlu siapkan larutan magasida, sarung tangan tebal dan kacamata renang/google. Kita akan berhadapan dengan gas air mata yang dibeli dengan memakai uang pajak yang kita bayarkan pada negara.

Dan buruh bukanlah kata yang hina, karena kita semua umumnya buruh. Siapa saja yang menerima upah dari orang lain, baik itu di pabrik, di toko, di kantoran, di rumah sakit, di ruang kelas, di meja gambar, di balik komputer, di ruang ber-AC, di balik jas dan dasi, adalah buruh.


Bandung, 6 Oktober 2020