Statistik sepak bola, sebetulnya tidak terlalu penting juga bagi para penggemar sepak bola. Selain hanya berisi angka-angka, statistik juga cukup 'mengganggu' kegembiraan, ketegangan, dan emosi menikmati suatu pertandingan.
Betulkah begitu? Bisa ya bisa tidak, bahkan bagi para entusias hingga fanatik. Statistik memang berguna, tapi jelas akan sangat teknikal, di mana tidak semua penggemar sepak bola memperhatikan statistik. Terlebih bagi mereka yang tidak bermain sepak bola (kompetisi atau rekreasi), atau bahkan bermain video game sepak bola.
Mungkin, mungkin mereka yang suka bemain sepak bola, terutama yang kompetitif atau bermain video game sepak bola menaruh perhatian pada statistik. Tetapi yang tidak salah satu atau dua-duanya, bisa jadi kurang memperhatikan statistik.
Tetapi tim jelas membutuhkan statistik untuk raport dan evaluasi. Menilai seberapa efektif strategi, menilai seberapa tinggi daya juang tim dan pemain, juga lainnya.
Misalnya saja menilai Henhen Herdiana, pemain belakang Persib Bandung dalam pertandingan melawan Bhayangkara FC di akhir pekan lalu (Sabtu, 16/10/2021). Dalam statistik yang dirilis lapangbola.com, Henhen mencatatkan 2 kali tekel, 5x intersep, memenangkan semua duel udara melawan pemain lawan (100%) dan menggiring bola tanpa kesalahan sepanjang pertandingan (100%).
Data singkat itu menunjukkan kerja keras Henhen untuk membalas kepercayaan yang diberikan pelatih kepadanya.Tidak hanya kerja keras, tetapi juga kerja cerdas dan efektif.
Statistik juga memberi gambaran apakah permainan berjalan seimbang, atau ada salah satu yang lebih dominan dan agresif sementara lawannya defensif dan efektif. Fakta lain, dominasi dan agresifitas bukan menjadi penentu kemenangan.
Masih kita lihat statistik pertandingan yang sama dari pencatat statistik yang sama. Bhayangkara FC yang bernafsu mempertahankan posisi puncak klasemen dan menjauh dari pesaingnya, tercatat lebih banyak menguasai bola. Pada babak pertama penguasaan bola Bhayangkara FC adalah 63% berbanding 27% dibanding Persib Bandung. Wow!
Persib yang memiliki masalah dengan ketajaman strikernya memilih bermain efektif dan defensif. Namun walau 'hanya' menguasai bola 27% tetapi bisa memenangkan pertandingan dengan skor 0-2. Hanya ada dua kesempatan shot on targets dan keduanya menjadi angka dibanding Bhayangkara dengan 3 shot on targets tetapi bisa dimentahkan oleh pemain-pemain Persib.
Minimnya shot on targets atau shot off targets kedua tim juga seharusnya bisa memberikan kita suasana lain pertandingan: alotnya pertandingan di lini tengah. Bahkan bisa dikatakan duel lini tengah lah yang menjadi penentu pertandingan dan mempengaruhi kesigapan para pemain belakang.
Sedangkan dari 7 pertandingan yang sudah dijalani, statistik dari ligaindonesiabaru.com mencatat Persib sudah melakukan tembakan ke arah gawang sebanyak 71 kali dengan 26 kali shot on targets. Artinya ada 45 tendangan yang meleset alias off targets. Sedangkan dari 26 kali tendangan on targets, 8 bisa dikonversi menjadi gol.
Lagi-lagi memberi gambaran bila Persib Bandung memang bermasalah dengan pemain depan. Dan itu sepertinya membuat Abah Obet harus 'ngetrukkeun pangabisa' menguras pikirannya untuk membuat strategi yang sesuai untuk Persib.
Ricky N. Sastramihardja
🙍♂️Selebrasi Henhen & Febri Bow 📷 PERSIB Bandung
#Persib #PersibBandung #Bobotoh #BobotohPersib #Liga12021 #MaungBandung #PersibDay
https://www.facebook.com/photo?fbid=1213526702487454&set=a.2515499